Tantangan Metaverse: Perusahaan menuntut lebih banyak aplikasi dan standar yang jelas
Diterbitkan pada: 12 November 2024 / Diperbarui dari: 12 November 2024 - Penulis: Konrad Wolfenstein
💼🚀 Tantangan Metaverse: Perusahaan menuntut lebih banyak aplikasi dan standar yang jelas
🌐 Dibutuhkan lebih banyak aplikasi dan standar, lebih sedikit perlindungan data dan ketidakpastian hukum
Metaverse, dunia paralel digital yang menggabungkan interaksi nyata dan virtual, berpotensi mengubah lanskap digital secara permanen. Namun, perusahaan memiliki perasaan campur aduk mengenai Metaverse: di satu sisi, Metaverse dipandang sebagai teknologi yang berpotensi revolusioner, namun di sisi lain, ada banyak tantangan dan rintangan yang membuat adopsi secara cepat dan luas menjadi sulit. Tantangan tersebut mencakup aspek teknis, hukum dan keuangan serta hambatan internal dalam perusahaan.
🚧 Tantangan Metaverse
1. Kurangnya penerapan praktis dan manfaat yang kurang
Salah satu rintangan terbesar bagi perusahaan adalah kurangnya keragaman aplikasi praktis di metaverse. Survei Bitkom menunjukkan bahwa 76% perusahaan yang disurvei melihat kurangnya pilihan aplikasi yang konkrit sebagai tantangan utama, dibandingkan dengan 66% pada dua tahun lalu. Hal ini menggambarkan bahwa ekspektasi terhadap metaverse telah meningkat, namun pada saat yang sama terdapat kurangnya kasus penggunaan yang praktis dan berguna yang dapat memotivasi perusahaan untuk berinvestasi lebih banyak.
Kurangnya manfaat langsung ini juga tercermin dalam sikap 43% perusahaan yang saat ini tidak melihat adanya nilai tambah pada model bisnis mereka. Bagi 14% lainnya, Metaverse saat ini bukan prioritas karena mereka berinvestasi pada teknologi masa depan lain yang dianggap lebih menjanjikan dalam jangka pendek.
Cocok untuk:
2. Ketidakdewasaan teknologi dan kurangnya standar
Ketidakdewasaan teknologi dan kurangnya standarisasi memperlambat pertumbuhan Metaverse. Sekitar tiga perempat perusahaan yang disurvei (73%) berpendapat bahwa teknologi tersebut belum sepenuhnya berkembang. Hal ini berkaitan langsung dengan interoperabilitas, yaitu kemampuan untuk menghubungkan berbagai platform dan aplikasi secara lancar. Saat ini terdapat kekurangan standar umum di metaverse, yang berarti bahwa setiap platform pada dasarnya berada dalam “silo” dan mencegah munculnya sistem yang komprehensif dan kompatibel. Oleh karena itu, 55% perusahaan menyerukan standardisasi yang lebih besar untuk memungkinkan penggunaan yang lancar di berbagai platform.
Interoperabilitas sangat penting untuk benar-benar menskalakan metaverse. Hanya jika platform berkomunikasi satu sama lain dan konten serta barang digital dapat dengan mudah ditransfer dari satu lingkungan ke lingkungan berikutnya, metaverse akan mengembangkan relevansi ekonomi yang berkelanjutan bagi perusahaan.
3. Ketidakpastian peraturan: masalah perlindungan data dan hukum
Masalah utama lainnya adalah perlindungan data dan kerangka hukum. 67% perusahaan memandang persyaratan perlindungan data sebagai sebuah tantangan, sementara 44% menyatakan adanya ketidakpastian hukum dan kerangka hukum yang tidak jelas. Perusahaan di metaverse menghadapi tantangan yang kompleks, khususnya terkait dengan Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR). GDPR mewajibkan tindakan ketat untuk melindungi data pribadi, yang merupakan tantangan tersendiri di metaverse, di mana sejumlah besar informasi sensitif seperti data biometrik sering kali diproses.
Ketidakpastian ini tidak hanya mencakup perlindungan data, namun juga pertanyaan mengenai yurisdiksi hukum dan hukum yang berlaku. Karena Metaverse dirancang sebagai jaringan global tempat pengguna dari berbagai negara dapat berinteraksi, sering kali tidak jelas undang-undang mana yang berlaku dan bagaimana pelanggaran dapat dituntut. Pertanyaan hukum ini juga berkaitan dengan masalah kekayaan intelektual, yang seringkali sulit untuk didefinisikan dan dilindungi di ruang virtual.
4. Hambatan internal: pengetahuan, personel yang berkualitas, dan sumber daya keuangan
Selain tantangan eksternal, ada juga kendala internal di dalam perusahaan yang mempersulit jalur menuju metaverse. Sekitar separuh perusahaan menyatakan kurangnya pengetahuan yang diperlukan (52%) dan personel yang berkualitas (46%). Kesenjangan pengetahuan ini tidak mengherankan, karena metaverse mewakili bidang baru yang menggabungkan kompetensi teknis, kreatif, dan strategis. Akibatnya, menemukan profesional yang mampu mengembangkan proyek metaverse inovatif menjadi tantangan lain.
Selain itu, 17% perusahaan kekurangan sumber daya keuangan dan waktu untuk mengatasi masalah ini secara mendalam. Mengembangkan dan menerapkan aplikasi Metaverse membutuhkan biaya dan waktu yang lama, dan perusahaan enggan berinvestasi besar-besaran kecuali ada kasus penggunaan dan manfaat yang jelas bagi bisnis mereka.
🌟 Aplikasi dan potensi Metaverse
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, metaverse membuka bidang penerapan menjanjikan yang telah menawarkan peluang inovatif bagi perusahaan. Area penerapan pertama sudah muncul di berbagai industri:
Permainan
Di bidang game, Metaverse menawarkan peluang untuk menciptakan dunia game yang benar-benar imersif yang mengaburkan batas antara realitas dan game melalui virtual reality (VR) dan augmented reality (AR). Dengan memperkenalkan model monetisasi baru, seperti NFT atau transaksi mikro untuk barang virtual, perusahaan dapat membuka sumber pendapatan baru.
Pendidikan
Di sektor pendidikan, Metaverse memungkinkan terciptanya lingkungan pembelajaran virtual yang mendorong pembelajaran interaktif. Siswa dapat belajar tentang topik yang kompleks dalam lingkungan yang mendalam, yang dapat meningkatkan pemahaman dan retensi. Ruang kelas dan laboratorium virtual menawarkan kesempatan untuk menghubungkan teori dan praktik secara lebih erat.
Kesehatan
Metaverse juga menunjukkan pendekatan yang menjanjikan dalam perawatan kesehatan. Simulasi medis dapat digunakan untuk melatih dokter dan staf perawat dalam skenario realistis. Selain itu, Metaverse dapat meningkatkan telemedis dengan memungkinkan pasien berinteraksi dengan dokter dalam konsultasi virtual.
Properti
Di sektor real estate, tampilan virtual menawarkan kesempatan untuk merasakan properti secara independen di mana pun lokasinya dan secara mendalam. Calon pembeli dapat melihat rumah dan apartemen secara virtual sehingga mempermudah dan mempercepat proses pembelian.
🔒 Perlindungan data dan ketidakpastian hukum
Perlindungan data mewakili tantangan yang sangat kompleks di Metaverse. Berbeda dengan platform digital tradisional, Metaverse sering kali memproses data sensitif dan pribadi, termasuk informasi biometrik seperti fitur wajah dan profil pergerakan. Data ini diperlukan untuk membuat avatar dan interaksi virtual yang realistis, namun menghadirkan tantangan privasi yang signifikan.
Karena saat ini tidak ada undang-undang khusus yang secara eksplisit menangani metaverse, perusahaan perlu menerapkan peraturan perlindungan data yang ada seperti GDPR pada lingkungan baru ini. Hal ini menimbulkan ketidakpastian tentang bagaimana sebenarnya peraturan tersebut harus diterapkan di ruang virtual. Perusahaan dihadapkan pada pertanyaan tentang bagaimana memastikan perlindungan data sekaligus memberikan pengalaman pengguna yang realistis dan lancar.
Selain itu, terdapat ketidakpastian hukum mengenai yurisdiksi dan hukum yang berlaku dalam konteks global Metaverse. Karena pengguna dari berbagai negara dapat berinteraksi dalam lingkungan virtual, sering kali tidak jelas undang-undang mana yang berlaku dan bagaimana pelanggaran dapat dituntut. Mengklarifikasi pertanyaan-pertanyaan ini akan sangat penting untuk pengembangan Metaverse.
🔮 Kematangan teknologi dan standar umum
Metaverse memiliki potensi besar dan menawarkan peluang model bisnis inovatif dan pengalaman baru di berbagai industri. Pada saat yang sama, perusahaan menghadapi tantangan yang perlu diatasi sebelum metaverse dapat digunakan secara menyeluruh. Tidak hanya diperlukan kematangan teknologi dan standar umum, namun juga kerangka peraturan yang jelas dan penanganan data pribadi yang bertanggung jawab.
Integrasi Metaverse yang sukses hanya akan mungkin terjadi jika perusahaan membangun pengetahuan dan sumber daya yang diperlukan secara internal untuk sepenuhnya memanfaatkan kemungkinan teknologi ini. Menciptakan kerangka hukum yang jelas juga penting untuk membuka jalan bagi investasi dan inovasi di metaverse.
Metaverse masih dalam tahap awal pengembangan, namun kemungkinannya beragam. Perusahaan harus mempersiapkan diri secara strategis untuk teknologi masa depan ini sekarang agar berada dalam posisi awal yang kuat untuk pengembangan lebih lanjut.
Cocok untuk:
📣 Topik serupa
- 🌐 Masa Depan Metaverse: Tantangan dan Peluang
- 🚀 Temukan potensi inovasi di metaverse
- 🛡️ Menguasai perlindungan data dan ketidakpastian hukum di metaverse
- 🔍 Interoperabilitas: Kunci Sukses Metaverse
- 🕹️ Bermain game di Metaverse: Dimensi pengalaman baru
- 📚 Pendidikan di Metaverse: Merancang dunia pembelajaran virtual
- 🏥 Layanan Kesehatan di Metaverse: Dari Simulasi hingga Telemedis
- 🏘️ Memfasilitasi tur properti virtual di Metaverse
- 📉 Mengatasi hambatan teknologi dan kurangnya standar
- ⏳ Tantangan internal: pengetahuan dan sumber daya untuk metaverse
#️⃣ Tagar: #Metaverse #Privasi #Inovasi #Interoperabilitas #Pendidikan
Rekomendasi kami: 🌍 Jangkauan tanpa batas 🔗 Jaringan 🌐 Multibahasa 💪 Penjualan yang kuat: 💡 Otentik dengan strategi 🚀 Inovasi bertemu 🧠 Intuisi
Di saat kehadiran digital sebuah perusahaan menentukan keberhasilannya, tantangannya adalah bagaimana menjadikan kehadiran ini autentik, individual, dan berjangkauan luas. Xpert.Digital menawarkan solusi inovatif yang memposisikan dirinya sebagai persimpangan antara pusat industri, blog, dan duta merek. Ini menggabungkan keunggulan saluran komunikasi dan penjualan dalam satu platform dan memungkinkan publikasi dalam 18 bahasa berbeda. Kerja sama dengan portal mitra dan kemungkinan penerbitan artikel di Google Berita serta daftar distribusi pers dengan sekitar 8.000 jurnalis dan pembaca memaksimalkan jangkauan dan visibilitas konten. Ini merupakan faktor penting dalam penjualan & pemasaran eksternal (SMarketing).
Lebih lanjut tentang itu di sini:
🌐🤖 Teknologi atau perlindungan data? Perusahaan menghadapi dilema metaverse
🚀 Perusahaan di Metaverse menghadapi dilema antara menggunakan teknologi inovatif dan mematuhi peraturan perlindungan data yang ketat. Tantangan ini sangat kompleks karena Metaverse mewakili dunia digital yang imersif tempat realitas fisik dan virtual menyatu. Dalam lingkungan ini, sejumlah besar data pribadi dikumpulkan, termasuk data biometrik seperti gerakan mata dan postur tubuh, informasi lokasi, dan data keuangan.
🌐 Peluang teknologi di metaverse
Metaverse menawarkan banyak peluang bagi perusahaan, khususnya di bidang e-commerce, periklanan digital, dan interaksi virtual. Sifat Metaverse yang mendalam memungkinkan perusahaan meningkatkan strategi pemasaran mereka dengan memungkinkan mereka menayangkan iklan yang dipersonalisasi berdasarkan data perilaku pengguna secara real-time. Model bisnis baru ini berpotensi menghasilkan pendapatan lebih tinggi karena perusahaan tidak lagi terbatas pada periklanan dua dimensi.
Selain itu, teknologi blockchain membuka peluang baru dalam perlindungan data. Web 3.0 dan blockchain memungkinkan pengguna memiliki kontrol lebih besar atas data mereka dan menyimpannya secara terdesentralisasi. Hal ini akan mengurangi kekuatan perusahaan teknologi besar dan memberikan lebih banyak privasi bagi pengguna.
🔒 Tantangan Privasi di Metaverse
Kelemahan dari inovasi teknologi ini adalah risiko perlindungan data yang signifikan. Semakin banyak data pribadi yang dikumpulkan dan diproses di Metaverse dibandingkan sebelumnya, sehingga dapat menimbulkan ancaman baru seperti pencurian identitas, kejahatan dunia maya, dan penyalahgunaan palsu yang mendalam. Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) UE sangat menuntut transparansi dan perlindungan data pribadi. Perusahaan harus memastikan bahwa mereka menghormati hak pengguna, termasuk hak untuk mengakses dan menghapus data mereka.
Masalah lainnya adalah tanggung jawab di metaverse: seringkali beberapa aktor terlibat dalam pemrosesan data pengguna (misalnya operator platform, perusahaan, penyedia layanan pembayaran), sehingga menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang pada akhirnya bertanggung jawab atas perlindungan data. Struktur yang rumit ini semakin mempersulit perusahaan untuk memenuhi persyaratan hukum.
⚖️ Dilema: teknologi vs. perlindungan data
Oleh karena itu, perusahaan dihadapkan pada dilema: di satu sisi, mereka ingin memanfaatkan sepenuhnya kemungkinan teknologi Metaverse untuk mencapai keunggulan kompetitif; di sisi lain, mereka harus mematuhi peraturan perlindungan data yang ketat untuk menghindari konsekuensi hukum dan mendapatkan kepercayaan dari pengguna. Hal ini khususnya menjadi masalah bagi perusahaan teknologi besar yang model bisnisnya sangat bergantung pada monetisasi data pengguna.
Solusi terhadap dilema ini terletak pada pengembangan teknologi yang memberikan “perlindungan data secara desain.” Ini berarti perlindungan data diintegrasikan ke dalam pengembangan perangkat lunak dan perangkat keras sejak awal. Selain itu, teknologi terdesentralisasi seperti blockchain dapat membantu pengguna memiliki kontrol lebih besar atas data mereka sendiri.
📣 Topik serupa
- 📣 Metaverse: Antara inovasi dan perlindungan data
- 🛡️ Perlindungan data di metaverse: tantangan bagi perusahaan
- 🔗 Blockchain dan perlindungan data: peluang di metaverse
- 🧩 Perpaduan realitas fisik dan virtual
- 🔍 GDPR di Metaverse: Transparansi dan tanggung jawab
- 🤖 Iklan yang dipersonalisasi di metaverse: potensi dan risiko
- 🌐 Dunia Metaverse yang mendalam: Temukan berbagai kemungkinan
- 💡 Perlindungan data bawaan: teknologi masa depan
- ⛓️ Teknologi terdesentralisasi: fokus pada data pengguna
- 🔥 Dilema raksasa teknologi: perlindungan data vs. monetisasi
#️⃣ Tagar: #Metaverse #Privasi #Blockchain #Teknologi #GDPR
Kami siap membantu Anda - saran - perencanaan - implementasi - manajemen proyek
☑️ Dukungan UKM dalam strategi, konsultasi, perencanaan dan implementasi
☑️ Penciptaan atau penataan kembali strategi digital dan digitalisasi
☑️ Perluasan dan optimalisasi proses penjualan internasional
☑️ Platform perdagangan B2B Global & Digital
☑️ Pelopor Pengembangan Bisnis
Saya akan dengan senang hati menjadi penasihat pribadi Anda.
Anda dapat menghubungi saya dengan mengisi formulir kontak di bawah ini atau cukup hubungi saya di +49 89 89 674 804 (Munich) .
Saya menantikan proyek bersama kita.
Xpert.Digital - Konrad Wolfenstein
Xpert.Digital adalah pusat industri dengan fokus pada digitalisasi, teknik mesin, logistik/intralogistik, dan fotovoltaik.
Dengan solusi pengembangan bisnis 360°, kami mendukung perusahaan terkenal mulai dari bisnis baru hingga purna jual.
Kecerdasan pasar, pemasaran, otomasi pemasaran, pengembangan konten, PR, kampanye surat, media sosial yang dipersonalisasi, dan pemeliharaan prospek adalah bagian dari alat digital kami.
Anda dapat mengetahui lebih lanjut di: www.xpert.digital - www.xpert.solar - www.xpert.plus