
Robotika Jerman memimpin Eropa, tetapi China telah menyalipnya, Korea Selatan mendominasi: Posisi Jerman dalam perlombaan robotika global – Gambar: Xpert.Digital
Memimpin Eropa, tetapi tertinggal secara global: Tantangan yang dihadapi robotika Jerman
Robotika Jerman berada di garis terdepan di Eropa, tetapi disalip oleh China dan didominasi oleh Korea Selatan: posisi Jerman dalam perlombaan robotika global.
Jerman termasuk di antara negara-negara terkemuka dalam bidang robotika dan memegang posisi teratas di Eropa. Namun demikian, Jerman kehilangan momentum dalam perbandingan global, khususnya dibandingkan dengan negara-negara Asia seperti Tiongkok dan Korea Selatan. Berikut ini menyoroti aspek-aspek terpenting dari posisi Jerman saat ini dalam bidang robotika dan melengkapinya dengan informasi tambahan.
Instalasi dan posisi pasar
Instalasi rekaman di Jerman
Dalam beberapa tahun terakhir, Jerman telah menyaksikan peningkatan berkelanjutan dalam pemasangan robot industri. Menurut Federasi Robotika Internasional (IFR), sekitar 26.000 robot industri baru dipasang pada tahun 2022. Ini merupakan sedikit peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya dan menggarisbawahi pentingnya otomatisasi dalam industri Jerman. Dengan jumlah robot yang beroperasi lebih dari 230.000 unit, Jerman merupakan pasar robot industri terbesar di Eropa.
Kepemimpinan Eropa
Jerman memainkan peran kunci di pasar robotika Eropa. Sekitar sepertiga dari semua robot yang terpasang di Eropa berasal dari perusahaan Jerman. Dominasi ini mencerminkan tingkat industrialisasi negara yang tinggi dan fokusnya pada inovasi teknologi. Perusahaan-perusahaan Jerman semakin banyak berinvestasi dalam otomatisasi untuk tetap kompetitif dan memenuhi tuntutan kualitas yang meningkat.
Sektor industri
Industri otomotif secara tradisional merupakan konsumen robot industri terbesar di Jerman. Pada tahun 2022, beberapa ribu robot baru dipasang untuk mengoptimalkan proses seperti perakitan, pengecatan, dan kontrol kualitas. Industri pengolahan logam dan elektronik juga mengalami pertumbuhan yang stabil dalam penggunaan robot. Sektor-sektor ini berinvestasi dalam robotika untuk meningkatkan efisiensi dan tetap kompetitif di pasar global. Pada saat yang sama, beberapa industri, seperti industri kimia, mengalami stagnasi dalam implementasi robot.
Kepadatan robot
Penempatan global
Kepadatan robot, yang diukur dengan jumlah robot per 10.000 karyawan, adalah indikator kunci tingkat otomatisasi suatu negara. Dengan sekitar 371 robot per 10.000 karyawan (pada tahun 2022), Jerman menempati peringkat keempat di dunia. Korea Selatan memimpin peringkat dengan lebih dari 1.000 robot, diikuti oleh Singapura dengan 918 robot per 10.000 karyawan. Tiongkok telah membuat kemajuan signifikan dalam beberapa tahun terakhir dan sekarang melampaui Jerman, menyoroti perkembangan pesat robotika di negara-negara Asia.
Pertumbuhan kepadatan robot
Sejak 2015, kepadatan robot di Jerman telah meningkat rata-rata 3 hingga 5 persen setiap tahunnya. Terlepas dari pertumbuhan yang solid ini, Jerman tertinggal dari dinamika negara-negara lain. China mencatat tingkat pertumbuhan dua digit selama periode yang sama dan mampu meningkatkan kepadatan robotnya secara signifikan. Perkembangan ini menunjukkan bahwa meskipun Jerman memulai dari tingkat yang tinggi, ia kehilangan momentum jika dibandingkan dengan negara lain di kancah internasional.
Kompetisi internasional
China menyalip Jerman
China telah melakukan investasi besar-besaran di bidang robotika dan melampaui Jerman dalam hal kepadatan robot. Dengan lebih dari 270.000 instalasi baru pada tahun 2022, China adalah pasar robot industri terbesar di dunia. Ini mewakili pangsa yang signifikan dari instalasi global dan menggarisbawahi ambisi China untuk mengambil peran utama di arena teknologi global. Pemerintah China mendukung perkembangan ini melalui program insentif dan kebijakan yang mendorong inovasi dan otomatisasi.
Dominasi Korea Selatan
Korea Selatan tetap tak tertandingi di puncak peringkat kepadatan robot. Konsentrasi tinggi perusahaan teknologi dan fokus yang kuat pada manufaktur elektronik dan otomotif berkontribusi pada posisi terdepan ini. Perusahaan-perusahaan Korea Selatan semakin bergantung pada robotika untuk mengoptimalkan proses produksi dan mengamankan pangsa pasar global. Dominasi ini menimbulkan tantangan bagi negara-negara industri lainnya yang bersaing untuk kepemimpinan teknologi.
Tingkat pertumbuhan yang stagnan di Jerman
Sementara Tiongkok dan Korea Selatan mengalami tingkat pertumbuhan dua digit dalam instalasi robotika, tingkat instalasi tahunan rata-rata Jerman hanya sekitar 1 hingga 2 persen. Stagnasi relatif ini dapat menyebabkan Jerman semakin tertinggal dalam perbandingan internasional dalam jangka panjang. Tanpa peningkatan investasi dan dukungan politik, industri robotika Jerman dapat kehilangan daya saing.
Prakiraan dan tren
Prakiraan pasar
Industri robotika Jerman menghadapi tantangan seperti penurunan volume pesanan dan ketidakpastian ekonomi. Para ahli memperkirakan bahwa pertumbuhan yang lebih kuat baru akan dimulai pada tahun 2024/2025, setelah investasi yang ditunda diimplementasikan dan ekonomi global pulih. Program pendanaan pemerintah dan inisiatif digitalisasi dapat mendukung tren ini dan memberikan dorongan baru bagi industri.
Tren teknologi
Di samping robot industri tradisional, robot kolaboratif, atau cobot, semakin penting. Robot-robot ini bekerja langsung bersama manusia, memungkinkan solusi otomatisasi yang fleksibel, terutama untuk usaha kecil dan menengah (UKM). Selain itu, robot berbiaya rendah semakin meningkat, membuat robotika dapat diakses oleh berbagai aplikasi yang lebih luas. Kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin semakin diintegrasikan untuk membuat robot lebih cerdas dan mudah beradaptasi.
Kekurangan pekerja terampil dan perubahan demografi
Perubahan demografis dan meningkatnya kekurangan tenaga kerja terampil di Jerman mendorong permintaan akan solusi otomatisasi. Perusahaan semakin bergantung pada robot untuk mengimbangi kekurangan staf dan meningkatkan produktivitas. Pada saat yang sama, integrasi robotika membutuhkan keterampilan baru di pasar tenaga kerja. Langkah-langkah pendidikan dan pelatihan diperlukan untuk mempersiapkan pekerja agar dapat berkolaborasi dengan teknologi canggih.
Langkah-langkah strategis untuk masa depan
Investasi dalam penelitian dan pengembangan
Untuk tetap kompetitif secara global, Jerman harus meningkatkan investasinya dalam penelitian dan pengembangan. Ini termasuk mempromosikan inovasi di bidang robotika, kecerdasan buatan, dan teknologi otomatisasi. Universitas, lembaga penelitian, dan perusahaan harus mengintensifkan kolaborasi mereka untuk mengembangkan teknologi baru dan membawanya ke pasar dengan lebih cepat.
Dukungan untuk perusahaan rintisan dan UKM
Mendukung perusahaan rintisan dan usaha kecil dan menengah (UKM) sangat penting untuk kekuatan inovasi industri robotika Jerman. Dukungan finansial, program inkubasi, dan pengurangan hambatan birokrasi dapat memberdayakan para pemain baru. Perusahaan-perusahaan ini membawa ide-ide segar dan fleksibilitas ke pasar dan dapat mengisi ceruk pasar yang diabaikan oleh perusahaan-perusahaan besar.
Pendidikan dan kualifikasi
Menyesuaikan sistem pendidikan dengan tuntutan transformasi digital sangat penting. Sekolah dan universitas harus semakin banyak memberikan keterampilan di bidang robotika, pemrograman, dan analisis data. Selain itu, program pendidikan berkelanjutan bagi pekerja yang sudah ada diperlukan untuk memfasilitasi penggunaan teknologi baru dan menangkal kekhawatiran akan kehilangan pekerjaan.
Kolaborasi internasional
Jerman dapat memperoleh manfaat dari kemitraan internasional untuk bertukar pengetahuan dan mengembangkan standar bersama. Kerja sama dengan negara-negara terkemuka di bidang robotika seperti Jepang dan AS dapat mendorong transfer teknologi dan memfasilitasi akses ke pasar baru. Inisiatif Eropa juga dapat berkontribusi untuk memperkuat daya saing Uni Eropa secara keseluruhan.
Inovasi teknologi dan investasi strategis
Jerman memainkan peran sentral dalam robotika global dan memimpin pasar di Eropa. Namun demikian, negara ini kehilangan momentum dalam persaingan internasional dibandingkan dengan negara-negara seperti Tiongkok dan Korea Selatan. Untuk mengamankan dan memperluas posisinya, Jerman harus fokus pada inovasi teknologi dan melakukan investasi strategis. Mendorong penelitian dan pengembangan, mendukung perusahaan rintisan dan UKM, serta menyesuaikan sistem pendidikan merupakan faktor penting dalam hal ini. Melalui langkah-langkah yang tepat sasaran, Jerman dapat tetap bersaing dalam perlombaan robotika global dan mengamankan kekuatan industrinya untuk masa depan.
Fokus pada otomatisasi dan robotika menjadi semakin penting bagi daya saing Jerman. Tantangannya kompleks, tetapi dengan strategi yang jelas dan upaya kolaboratif, Jerman dapat mempertahankan dan memperluas posisinya sebagai negara industri terkemuka.
Cocok untuk:
