Robot – boom atau kegagalan bagi masyarakat Jepang?
Karena konsepnya telah mengembangkan mesin yang dapat bekerja secara mandiri, Jepang telah terpesona. Setelah robot seluler pertama dikembangkan oleh Institut Penelitian Ilmiah AS di Silicon Valley, para ilmuwan Jepang telah bekerja sangat kuat dalam teknologi robot sejak tahun 1970 -an. Sementara kata robot berasal dari kata Ceko untuk "kerja paksa", definisi aktual mencakup konsep mesin yang cerdas dan seperti manusia yang dapat bergerak dan melakukan tugas secara mandiri. Karena area robotika telah berkembang dengan cepat, ia telah menghasilkan berbagai jenis jenis yang dapat dibagi lagi berdasarkan bentuk, sistem gerakan, tujuan, dan banyak lagi.
Jepang terkenal dengan pengembangan robot yang inovatif, hal ini dicontohkan dengan berita dari Jepang di seluruh dunia tentang penemuan terbaru seperti robot las, robot anjing atau robot AI yang membantu anak sekolah belajar bahasa Inggris. Meskipun tidak semenarik contoh-contoh di atas, robot industri telah menjadi bagian penting dari tenaga kerja manufaktur, dan Jepang adalah salah satu pasar terbesar bagi robot di dunia. Dengan melakukan tugas-tugas yang membosankan atau berbahaya dengan ketepatan dan kecepatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan manusia, mereka telah mengubah industri manufaktur dan membantunya tetap kompetitif.
Namun di Jepang masyarakat tampaknya tidak terlalu optimis terhadap kemajuan teknologi. survei Pew Research Center mengenai kemungkinan perubahan sosial jika robot melakukan sebagian besar pekerjaan yang saat ini dilakukan manusia, sekitar 83 persen responden Jepang percaya bahwa kesenjangan antara kaya dan miskin semakin meningkat meskipun perekonomian jauh lebih efisien. . Demikian pula, mayoritas masyarakat percaya bahwa masyarakat awam akan kesulitan mendapatkan pekerjaan dan ragu akan tersedianya pekerjaan dengan gaji yang lebih baik. Dengan masyarakat yang menua dan menyusutnya tenaga kerja, robot bisa menjadi solusi bagi Jepang untuk tetap kompetitif secara global. Oleh karena itu, kita harus menemukan cara untuk menciptakan masyarakat di mana robot dan manusia dapat hidup berdampingan dan bekerja sama.
Robot – boom atau kegagalan bagi masyarakat Jepang?
Sejak konsep menciptakan mesin yang dapat beroperasi secara mandiri ada, masyarakat Jepang terpesona olehnya. Setelah robot mobile dan perseptif pertama dikembangkan oleh lembaga penelitian ilmiah AS di Silicon Valley, para ilmuwan Jepang telah banyak terlibat dalam rekayasa robotika sejak tahun 1970an. Meskipun kata robot berasal dari kata Ceko yang berarti “kerja paksa”, definisi di dunia nyata mencakup gagasan tentang mesin yang cerdas dan dapat bergerak dan melakukan tugas secara mandiri. Seiring dengan berkembangnya bidang robotika dengan pesat, ia telah melahirkan berbagai jenis, yang dapat dibagi berdasarkan bentuk, sistem penggerak, tujuan, dan banyak lagi.
Jepang terkenal dengan inovasi robotnya, hal ini tercermin dari tersebarnya berita dari Jepang ke seluruh dunia tentang penemuan-penemuan terbaru, seperti robot berkeringat, robot anjing, atau robot AI yang membantu anak sekolah belajar bahasa Inggris. Meskipun tidak semenarik contoh-contoh di atas, robot industri telah menjadi bagian penting dari tenaga kerja di sektor manufaktur dan Jepang merupakan salah satu pasar terbesar bagi robot di seluruh dunia. Dengan melakukan tugas-tugas yang sulit atau berbahaya dengan ketepatan dan kecepatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan manusia, mereka telah mengubah industri manufaktur dan membantunya tetap kompetitif.
Namun, masyarakat Jepang nampaknya tidak terlalu optimis terhadap kemajuan teknologi. Menurut Pew Research Center yang dilakukan pada bulan Mei dan Juni 2018 mengenai kemungkinan perubahan dalam masyarakat jika robot melakukan sebagian besar pekerjaan yang saat ini dilakukan manusia, sekitar 83 persen responden Jepang berpendapat bahwa meskipun perekonomian jauh lebih efisien, kesenjangan antara kaya dan miskin akan memburuk. Demikian pula, mayoritas masyarakat percaya bahwa masyarakat awam akan kesulitan mendapatkan pekerjaan dan meragukan akan adanya pekerjaan dengan gaji yang lebih baik. Dengan masyarakat yang menua dan menyusutnya tenaga kerja, robot bisa menjadi salah satu solusi bagi Jepang untuk tetap kompetitif secara global. Oleh karena itu, kita harus menemukan cara untuk menciptakan masyarakat di mana robot dan manusia dapat hidup berdampingan dan bekerja sama.