Salah satu alasan mengapa AI ragu-ragu: 68% manajer SDM mengeluh tentang kurangnya pengetahuan AI di perusahaan
Diterbitkan pada: 8 Oktober 2024 / Diperbarui dari: 9 Oktober 2024 - Penulis: Konrad Wolfenstein
🤖📉 Keragu-raguan dalam menggunakan kecerdasan buatan dalam pengembangan personel: Sebuah peluang untuk masa depan
📊 Angka dan fakta terkini
Survei yang dilakukan PINKTUM dan Jurnal eLearning baru-baru ini memberikan gambaran yang mendalam: Meskipun dua pertiga perusahaan di wilayah DACH sudah menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam pekerjaan mereka sehari-hari, penggunaan teknologi utama ini masih belum diketahui secara pasti. Kesenjangan antara penggunaan dan kompetensi menunjukkan potensi signifikan yang belum dimanfaatkan dalam pengembangan personel.
Survei yang dilakukan terhadap sekitar 400 manajer sumber daya manusia menunjukkan bahwa pengembangan personel operasional masih tertinggal dari kemungkinan yang ada dalam hal kelangsungan hidup AI di masa depan. AI jarang digunakan dalam pengembangan personel dan hampir tidak ada pelatihan tentang cara menggunakannya. Hal ini dapat menyebabkan kerugian kompetitif dalam jangka panjang, karena keterampilan AI semakin menjadi faktor penentu keberhasilan perusahaan.
Alois Krtil, CTO PINKTUM, menekankan: “Keterampilan dalam menangani AI merupakan indikator kelangsungan perekonomian di masa depan. Kami menemukan bahwa ketidakpastian dalam organisasi ketika berhadapan dengan kecerdasan buatan memperlambat peluang menguntungkan bagi pengembangan karyawan mereka.” Pernyataannya menggarisbawahi perlunya menghilangkan hambatan yang ada dan memungkinkan karyawan untuk menggunakan AI secara efektif.
Hasil survei ini menggambarkan situasi terkini dalam pengembangan personel:
- Hanya 32% perusahaan yang menggunakan alat AI dalam pengembangan SDM.
- 34% berencana untuk menghindari penggunaan AI dalam pengembangan personel di masa depan.
- Sekitar 25% perusahaan berniat berinvestasi pada keterampilan AI karyawannya.
- Hanya 40% responden yang menerima pelatihan untuk meningkatkan keterampilan AI mereka.
- Hampir setiap detik responden merasa tidak aman saat berhadapan dengan AI.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa meskipun AI mempunyai potensi yang besar, namun terdapat kendala yang signifikan. Ada banyak alasan mengapa AI ragu-ragu dalam pengembangan personel:
1. Masalah privasi dan keamanan (77%)
Banyak perusahaan khawatir bahwa penggunaan AI dapat menyebabkan celah keamanan atau data sensitif tidak terlindungi secara memadai.
2. Kurangnya pengetahuan (68%)
Terdapat kekurangan spesialis yang memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk menerapkan dan menggunakan teknologi AI secara efektif.
3. Perlindungan kekayaan intelektual (57%)
Perusahaan khawatir bahwa alat AI dapat membahayakan kekayaan intelektual mereka.
4. Keandalan hasil AI (52%)
Skeptisisme terhadap keakuratan dan keandalan hasil yang dihasilkan AI menghambat penerimaan.
5. Integrasi ke dalam sistem TI yang ada (52%)
Tantangan teknis dalam penerapan AI pada infrastruktur yang ada juga merupakan tantangan lain.
👍🌟 Sikap positif dan prospek masa depan
Yang mengejutkan, rasa takut kehilangan pekerjaan akibat AI berkurang. Mayoritas dari mereka yang disurvei (69%) memandang kecerdasan buatan dapat mempermudah pekerjaan pribadi mereka. Ketertarikan yang besar terhadap AI ini merupakan hal yang menggembirakan dan harus dilihat sebagai seruan untuk bertindak demi pengembangan tenaga kerja. Rata-rata, **90%** orang yang disurvei berpendapat bahwa keterampilan AI akan menjadi sangat penting di setiap departemen dalam tiga tahun ke depan.
Temuan ini menunjukkan bahwa perusahaan harus mengambil langkah proaktif untuk melatih karyawan mereka menggunakan AI dan mengintegrasikan teknologi tersebut ke dalam strategi pengembangan tenaga kerja mereka. Ini adalah satu-satunya cara agar mereka dapat memastikan bahwa mereka siap menghadapi tantangan di masa depan.
👥🚀 Peran pengembangan sumber daya manusia di era AI
Pengembangan sumber daya manusia memainkan peran penting dalam mempersiapkan tenaga kerja menghadapi tuntutan transformasi digital. Di era AI, hal ini berarti membekali karyawan dengan keterampilan dan pemahaman yang diperlukan untuk menggunakan dan mengintegrasikan alat AI secara efektif. Hal ini tidak hanya mencakup keterampilan teknis, tetapi juga peningkatan keterampilan lunak seperti pemikiran kritis dan pemecahan masalah, yang sangat berharga jika digabungkan dengan AI.
📈📚 Strategi untuk meningkatkan keterampilan AI
Untuk memperkuat keterampilan AI karyawan, perusahaan dapat melakukan berbagai pendekatan:
Program pelatihan yang ditargetkan
Pengembangan modul pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dan tingkat pengetahuan karyawan.
Penggunaan platform e-learning
Penggunaan penawaran pembelajaran digital yang menawarkan fleksibilitas dan memungkinkan pembelajaran terlepas dari lokasi dan waktu.
Buat aplikasi praktis
Menyediakan proyek dan tugas di mana karyawan dapat merasakan dan menerapkan teknologi AI secara langsung.
Mempromosikan budaya belajar
Membangun lingkungan di mana pembelajaran berkelanjutan dan berbagi pengetahuan didorong.
🌟✨ Peluang melalui AI dalam pengembangan personel
Penggunaan AI menawarkan berbagai peluang dalam pengembangan personel:
Personalisasi pembelajaran
AI dapat menciptakan jalur pembelajaran yang disesuaikan berdasarkan keterampilan dan preferensi setiap karyawan, sehingga meningkatkan efektivitas upaya pelatihan.
Peningkatan efisiensi
Otomatisasi tugas-tugas rutin seperti mengelola dokumen pelatihan atau mengatur kursus pelatihan.
Keputusan berdasarkan data
Analisis kemajuan dan kebutuhan pembelajaran melalui AI memungkinkan perencanaan langkah-langkah pembangunan yang lebih bertarget.
Manajemen bakat
Identifikasi potensi tinggi dan promosi talenta yang ditargetkan melalui analisis yang didukung AI.
🛡️🗝️ Mengatasi hambatan
Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, perusahaan sebaiknya mempertimbangkan langkah-langkah berikut:
1. Mengutamakan privasi dan keamanan
Menerapkan langkah-langkah keamanan yang kuat dan kepatuhan terhadap undang-undang perlindungan data seperti GDPR untuk meningkatkan kepercayaan pada sistem AI.
2. Berinvestasi dalam pelatihan
Membangun kompetensi internal melalui pelatihan dan mempekerjakan profesional dengan keahlian AI.
3. Mendorong transparansi
Komunikasi terbuka tentang penggunaan AI dan cara kerjanya untuk mengurangi ketakutan dan keraguan.
4. Meningkatkan infrastruktur teknologi
Memastikan sistem TI perusahaan sesuai untuk mengintegrasikan AI dan berfungsi dengan lancar.
🏆📈 Praktik terbaik untuk keberhasilan penggunaan AI
Perusahaan yang sukses menunjukkan bahwa penggunaan AI secara efektif dalam pengembangan personel adalah mungkin:
Pendekatan berulang
Mulailah dengan proyek percontohan untuk mendapatkan pengalaman dan mengadaptasi pendekatan jika perlu.
Keterlibatan karyawan
Partisipasi aktif tenaga kerja dalam penerapan teknologi AI untuk meningkatkan adopsi dan keterlibatan.
Kolaborasi dengan para ahli
Kolaborasi dengan spesialis eksternal atau perusahaan rintisan yang memiliki pengetahuan AI khusus.
🔮🚀 Posisi untuk masa depan
Transformasi digital mengalami kemajuan yang tidak dapat dihentikan, dan AI merupakan pendorong utama perkembangan ini. Perusahaan-perusahaan yang kini berinvestasi dalam mengembangkan keterampilan karyawannya dan mengintegrasikan AI ke dalam pengembangan personelnya, memposisikan diri mereka untuk mencapai kesuksesan jangka panjang.
Penting untuk menyadari bahwa manusia adalah pusat dari transformasi ini. AI tidak dapat dan tidak seharusnya menggantikan faktor manusia, namun melengkapi dan memperkuatnya. Menggabungkan kreativitas dan empati manusia dengan kemungkinan AI menciptakan peluang dan potensi baru.
✍️🧠 Hancurkan penghalang
Kecerdasan buatan menawarkan peluang besar bagi pengembangan personel dan kesuksesan perusahaan secara keseluruhan. Meskipun terdapat kekhawatiran dan hambatan, sebagian besar perusahaan dan karyawan menunjukkan kesediaan dan minat untuk menggunakan AI. Kini perusahaan harus memanfaatkan sikap positif ini, secara proaktif mendobrak hambatan, dan berinvestasi demi masa depan tenaga kerja mereka.
Seperti yang dikatakan oleh Alois Krtil: “Keterampilan dalam menangani AI adalah indikator kelangsungan perekonomian di masa depan.” Dengan memungkinkan karyawan mereka menggunakan AI secara efektif, perusahaan menciptakan landasan bagi inovasi, daya saing, dan kesuksesan berkelanjutan dalam bisnis yang berubah dengan cepat dunia .
📣 Topik serupa
- 🤖 Survei mengungkapkan: Potensi AI masih belum dimanfaatkan
- 📈 Disparitas antara penggunaan AI dan kompetensi di perusahaan
- 🚀 Peluang melalui AI: Membentuk masa depan pengembangan sumber daya manusia
- 🔐 Masalah Privasi: Rintangan dalam Integrasi AI
- 🌱 Soft Skill dan AI: Budaya belajar baru
- 📚 E-learning sebagai kunci untuk meningkatkan kemampuan AI
- 👥 Kolaborasi dengan para ahli: Strategi sukses penerapan AI
- 🏆 Praktik terbaik untuk menggunakan AI secara efektif
- 🔄 Pendekatan berulang: Proyek percontohan mempromosikan pengalaman AI
- 📊 Keputusan berdasarkan data: peningkatan melalui analisis AI
#️⃣ Tagar: #Kecerdasan Buatan #Pengembangan Pribadi #Perlindungan Data #Transformasi Digital #Budaya Pembelajaran
Kami siap membantu Anda - saran - perencanaan - implementasi - manajemen proyek
☑️ Pakar industri, dengan Xpert miliknya sendiri. Pusat industri digital dengan lebih dari 2.500 artikel spesialis
Saya akan dengan senang hati menjadi penasihat pribadi Anda.
Anda dapat menghubungi saya dengan mengisi formulir kontak di bawah ini atau cukup hubungi saya di +49 89 89 674 804 (Munich) .
Saya menantikan proyek bersama kita.
Xpert.Digital - Konrad Wolfenstein
Xpert.Digital adalah pusat industri dengan fokus pada digitalisasi, teknik mesin, logistik/intralogistik, dan fotovoltaik.
Dengan solusi pengembangan bisnis 360°, kami mendukung perusahaan terkenal mulai dari bisnis baru hingga purna jual.
Kecerdasan pasar, pemasaran, otomasi pemasaran, pengembangan konten, PR, kampanye surat, media sosial yang dipersonalisasi, dan pemeliharaan prospek adalah bagian dari alat digital kami.
Anda dapat mengetahui lebih lanjut di: www.xpert.digital - www.xpert.solar - www.xpert.plus