Ikon situs web Xpert.Digital

Dari visi menjadi kenyataan: Manusia dan robot dalam satu tim – Mengapa cobot membentuk masa depan otomatisasi dan manufaktur

Sejarah dan Perkembangan Cobots (Robot Kolaboratif)

Sejarah dan perkembangan cobot (robot kolaboratif) – Gambar: Xpert.Digital

🌟 Perjalanan menuju pemikiran visioner, perusahaan inovatif, dan visi bersama mereka

🌍 Asal usul dan visi cobot: pionir kolaborasi

Cobots, juga dikenal sebagai robot kolaboratif, telah menjadi pusat transformasi besar dalam otomasi industri selama beberapa tahun. Mesin-mesin ini, yang bekerja berdampingan dengan manusia, berakar pada perkembangan visioner dan gagasan segelintir pionir, ilmuwan, dan wirausaha. Sejak awal, tujuan bersama mereka adalah untuk memungkinkan interaksi yang aman, intuitif, dan efisien antara manusia dan robot guna mengoptimalkan proses produksi, meningkatkan situasi ergonomis pekerja, dan membuka bidang penerapan yang benar-benar baru. Saat ini, cobot bukan lagi sekedar ide dari laboratorium dan lembaga think tank, namun telah lama menjadi bagian penting dari proses manufaktur modern. Perkembangannya terkait erat dengan sejumlah nama dan perusahaan yang tidak hanya menciptakan teknologi inovatif, namun juga memimpin industri ini menuju masa depan.

Cocok untuk:

🏫 Memulai: Dasar teknologi cobot

Peletakan batu fondasi yang menentukan dilakukan di Universitas Northwestern di AS pada awal tahun 1990-an. Pemikir terpenting saat itu termasuk J. Edward Colgate dan Michael Peshkin. Mereka menyadari sejak awal bahwa robot industri konvensional memiliki karakteristik pemrograman yang kaku dan konstruksi yang masif, sehingga kolaborasi mereka dengan manusia menjadi berbahaya dan tidak fleksibel. Colgate, yang sering disebut-sebut sebagai salah satu pengembang cobot pertama, menekankan: “Sejak awal, tujuan kami adalah menciptakan robot yang tidak hanya bekerja berdampingan dengan manusia, tetapi juga bereaksi secara intuitif terhadap gerakan dasar manusia.” Idenya berbeda dengan Robotika tradisional, yang mengutamakan jarak aman dan perangkat pelindung besar-besaran. Sebaliknya, robot generasi baru harus diciptakan yang, melalui sensor, konstruksi ringan, dan kontrol cerdas, tidak dapat membahayakan manusia tetapi mendukung pekerjaan mereka.

Michael Peshkin melengkapi visi ini dengan selalu menekankan pentingnya interaksi fisik langsung: “Untuk membuat robot benar-benar kolaboratif, kami harus mengembangkan sistem yang tidak hanya mengenali gerakan manusia, tetapi juga bertindak dan beradaptasi dengan cara yang hampir dapat diprediksi.” Di bawah kepemimpinannya, muncul konsep dan prototipe pertama yang meletakkan dasar bagi apa yang kemudian dikenal sebagai teknologi cobot. Ide-ide awal ini menciptakan landasan bagi banyak peneliti dan perusahaan lain untuk membangun.

🔍 Fokus pada Kemanusiaan: Pendekatan Visioner dari Rodney Brooks

Tokoh penting lainnya dalam bidang ini adalah Rodney Brooks. Jauh sebelum robotika mengambil lompatan dari sistem manufaktur yang sepenuhnya otomatis, ia mendalilkan visi robotika yang lebih fleksibel, lebih “manusiawi” dan lebih aman. Karyanya, pertama di lingkungan akademis dan kemudian di berbagai perusahaan, menekankan pada pemahaman intuitif antara manusia dan mesin. Brooks digambarkan sebagai pionir karena ia menyadari sejak awal bahwa robot tidak boleh sekadar menjadi mesin yang melakukan pekerjaannya tanpa pengalaman, melainkan menjadi penolong adaptif yang beradaptasi dengan lingkungannya. “Kita membutuhkan robot yang memahami lingkungannya,” adalah kredonya. Dalam melakukan hal ini, ia memfokuskan teknologi sensor, AI, dan proses pembelajaran. Pendekatan ini membuka peluang bagi teknologi baru yang menjadi dasar robot kolaboratif modern.

⚙️ Dari ide hingga produk: kontribusi Eropa dan Asia terhadap evolusi cobot

Ketika fondasi teknologi cobot sedang dikembangkan di AS, pionir lain di Eropa dan Asia mulai mengubah ide-ide ini menjadi produk yang siap dipasarkan. Bernd Gombert, seorang penemu Jerman dan pendiri Gomtec, memberikan kontribusi signifikan terhadap penerapan sistem mekatronik yang dirancang untuk keselamatan, presisi, dan interaksi. Dia memegang lebih dari 100 paten di bidang ini, yang mencerminkan luas dan dalamnya usahanya. Karyanya adalah contoh bagaimana penelitian intensif, ditambah dengan semangat kewirausahaan yang cerdas, dapat membawa teknologi baru dari laboratorium ke dalam produksi. Gombert pernah menjelaskan: “Tantangan sebenarnya adalah merancang robot agar tidak hanya brilian secara teknis, namun juga cocok secara harmonis dengan lingkungan kerja manusia.”

Langkah penting di Eropa juga diambil oleh perusahaan seperti KUKA dan Franka Emika. KUKA memperkenalkan LBR iiwa pada tahun 2014, yang menyebabkan kehebohan di seluruh dunia karena keamanan dan fleksibilitasnya. Franka Emika, di sisi lain, memfokuskan mereknya untuk membuat cobot dapat diakses oleh khalayak pengguna yang lebih luas melalui platform intuitif.

🌐 Tonggak Sejarah Internasional: Robot Universal, Robot Teknisi, dan masih banyak lagi

Universal Robots, sebuah perusahaan Denmark, menetapkan tonggak sejarah pada tahun 2008 dengan cobot komersial pertama. Teknologi ini, yang sebelumnya hanya ditemukan di laboratorium penelitian, kini tersedia bagi perusahaan kecil dan menengah untuk pertama kalinya. Pada saat yang sama, Techman Robot terbukti menjadi pionir di bidang cobot berbasis AI dengan berhasil mengintegrasikan pemrosesan gambar dan kecerdasan buatan.

Pemain terkenal seperti FANUC dan Kawasaki Robotics dari Asia mengikuti tren ini dengan menjadikan cobot tidak hanya lebih aman, tetapi juga lebih mudah diakses dan serbaguna. Pada saat yang sama, Neura Robotics membuka pintu bagi kolaborasi yang lebih erat antara manusia dan mesin dengan cobot kognitif MAiRA dengan memungkinkan pengenalan proaktif atas niat manusia.

🛠️ Masa depan cobot: kolaborasi didefinisikan ulang

Sejarah cobot adalah kisah kemajuan yang terus-menerus, didorong oleh pikiran yang cerdas, perusahaan yang ambisius, dan visi yang jelas: untuk membebaskan manusia dari tugas-tugas yang monoton, berbahaya, dan menuntut fisik, sementara produksi menjadi lebih efisien, fleksibel, dan berkelanjutan. Awalnya, fokus utama adalah pada aspek keselamatan. Bagaimana robot tanpa pagar pelindung dapat bekerja sama dengan manusia tanpa melukai mereka? Jawabannya datang dari sensor baru, material yang lebih lembut, kontrol cerdas, dan pengujian ekstensif.

Saat ini kita berada pada titik di mana cobot tidak lagi hanya sekedar alat, namun juga mitra di tempat kerja. Anda belajar, mengenali pola, bereaksi terhadap perubahan, dan membangun jaringan dengan sistem lain. Hal ini membuka era baru otomasi industri di mana batasan antara manusia dan mesin menjadi semakin kabur dan kolaborasi menjadi lebih alami.

🎯 Perspektif: Cobots sebagai jembatan menuju masa depan

Tokoh dan perusahaan perintis yang disebutkan di sini masing-masing telah berkontribusi dengan caranya sendiri untuk mengubah gagasan teoritis robotika kolaboratif menjadi bagian yang praktis, relevan secara ekonomi, dan tak terpisahkan dari lanskap industri bagi banyak industri. Pekerjaan mereka menjadi titik awal untuk inovasi lebih lanjut - di dunia di mana manusia dan mesin bekerja sama secara harmonis untuk mengatasi tantangan dunia yang terglobalisasi, dinamis, dan dipengaruhi teknologi.

Cocok untuk:

Keluar dari versi seluler