Mengapa pemasaran konvensional gagal pada saat krisis – dan apa yang dapat dilakukan perusahaan
Dari piramida ke rencana: Beginilah cara krisis mengubah prioritas pemasaran – beradaptasi dibandingkan berdiam diri dalam krisis
Pada saat krisis, piramida pemasaran klasik, yang seringkali didasarkan pada struktur hierarki kebutuhan dan prioritas, seringkali menjadi tidak efektif. Sebab, perilaku konsumen dan perusahaan berubah drastis di masa yang tidak menentu. Oleh karena itu, perusahaan harus menyesuaikan strategi mereka agar dapat terus sukses. Berikut alasan mengapa piramida pemasaran tidak berfungsi pada saat krisis, serta tindakan yang disarankan:
Mengapa piramida pemasaran tidak berfungsi pada saat krisis
1. Mengubah prioritas konsumen
Selama krisis, kebutuhan konsumen dan keputusan pembelian berubah. Kebutuhan dasar dan rasa aman menjadi prioritas utama, sementara barang-barang mewah atau “barang bagus untuk dimiliki” berada di urutan belakang.
2. Pemotongan anggaran perusahaan
Banyak perusahaan secara refleks mengurangi anggaran pemasarannya, sehingga mengakibatkan penurunan aktivitas periklanan. Hal ini mengurangi persaingan untuk mendapatkan perhatian, tetapi juga membatasi jangkauan merek Anda sendiri.
3. Ketidakamanan dan keengganan
Baik perusahaan maupun konsumen bertindak lebih hati-hati. Investasi jangka panjang atau pendekatan pemasaran yang berisiko dihindari, sehingga membatasi fleksibilitas.
4. Pesan yang tidak pantas
Strategi pemasaran yang terstandarisasi atau pesan yang tidak berubah dapat dianggap tidak tepat pada saat krisis. Pelanggan mengharapkan empati dan relevansi dalam komunikasi.
Langkah-langkah pemasaran yang efektif pada saat krisis
1. Orientasi dan empati kelompok sasaran
- Analisis kekhawatiran dan kebutuhan kelompok sasaran Anda saat ini.
- Sesuaikan pesan Anda untuk menawarkan solusi terhadap masalah spesifik pelanggan Anda.
- Berkomunikasi secara empati dan otentik untuk membangun kepercayaan.
2. Kelincahan dan kemampuan beradaptasi
- Pantau terus kinerja kampanye Anda dan sesuaikan dengan perubahan kondisi pasar.
- Mempersingkat proses pengambilan keputusan dalam perusahaan agar mampu bereaksi cepat terhadap perkembangan baru.
3. Fokus pada loyalitas merek jangka panjang
- Tetap terlihat, meskipun kesuksesan jangka pendek lebih sulit dicapai. Merek yang tetap hadir di masa krisis dianggap dapat diandalkan dan memberikan manfaat dalam jangka panjang.
- Berinvestasilah dalam pemasaran konten yang memiliki efek jangka panjang dan membuahkan hasil setelah krisis.
4. Strategi multisaluran
- Gunakan berbagai saluran seperti media sosial, buletin, atau platform konten untuk menjangkau kelompok sasaran Anda secara efektif.
- Andalkan langkah-langkah hemat biaya seperti kampanye komunitas atau konten buatan pengguna.
5. Optimalisasi anggaran, bukan pemotongan
- Alokasikan kembali anggaran pemasaran Anda secara strategis. Fokus pada saluran dengan efektivitas tinggi dan biaya lebih rendah.
- Iklan countercyclical dapat menghemat biaya selama krisis dan mengamankan pangsa pasar dalam jangka panjang.
6. Solusi kreatif dan relevansi
- Mengembangkan pendekatan inovatif yang mempertimbangkan konteks saat ini (misalnya penawaran produk atau layanan baru).
- Hindari pesan-pesan “bisnis seperti biasa” dan sebaliknya tunjukkan kemampuan beradaptasi terhadap krisis.
7. Komunikasi yang transparan
- Berkomunikasi secara terbuka tentang perubahan dalam proses bisnis (misalnya waktu pengiriman atau ketersediaan).
- Gunakan media sosial atau buletin untuk pembaruan rutin dan untuk menciptakan kedekatan dengan pelanggan.
Piramida pemasaran klasik sering kali gagal pada saat krisis karena strukturnya yang kaku dan kurangnya kemampuan beradaptasi terhadap perubahan kondisi. Sebaliknya, perusahaan harus mengandalkan kelincahan, pendekatan yang berorientasi pada kelompok sasaran, dan strategi jangka panjang agar dapat keluar dari krisis dengan lebih kuat. Empati, kreativitas dan penggunaan anggaran yang bijaksana sangat penting untuk keberhasilan.
Cocok untuk:
Apa yang dimaksud dengan piramida pemasaran dan bagaimana cara kerjanya?
Piramida pemasaran adalah model strategis yang digunakan dalam berbagai bentuk dan konteks untuk menyusun tujuan pemasaran, hubungan pelanggan, atau pengembangan merek. Ini berfungsi sebagai alat visual dan hierarki untuk mengatur aktivitas dan strategi pemasaran. Bergantung pada pendekatan spesifiknya, piramida dapat memiliki fokus yang berbeda:
Jenis dan fungsi piramida pemasaran
1. Piramida tujuan dalam pemasaran
Bentuk piramida ini membagi tujuan pemasaran menjadi tiga tingkat hierarki:
- Sasaran perusahaan: Tingkat teratas mencakup sasaran umum seperti pertumbuhan, profitabilitas, atau pangsa pasar.
- Sasaran pemasaran strategis: Tingkat menengah ini mendefinisikan tujuan spesifik seperti meningkatkan kesadaran merek atau meningkatkan loyalitas pelanggan.
- Sasaran pemasaran operasional: Tingkat terendah mencakup tindakan konkrit dan jangka pendek seperti jumlah prospek atau klik yang dihasilkan.
Masing-masing tingkat dibangun berdasarkan tingkat sebelumnya, sehingga langkah-langkah operasional berkontribusi langsung terhadap pencapaian tujuan strategis dan pada akhirnya tujuan bisnis.
2. Piramida pemasaran yang berpusat pada pelanggan
Varian ini digunakan untuk mensegmentasi pelanggan berdasarkan nilai mereka bagi perusahaan:
- Pelanggan teratas (1% basis pelanggan, 50% penjualan)
- Pelanggan utama (4% basis pelanggan, 30% penjualan)
- Pelanggan menengah dan kecil dengan pangsa penjualan yang menurun.
Ini membantu perusahaan menggunakan sumber daya mereka secara lebih efisien dengan berfokus pada kelompok pelanggan yang menguntungkan.
3. Piramida merek
Piramida merek menggambarkan perkembangan suatu merek dari karakteristik dasar hingga inti merek:
- Fitur dan atribut
- Keunggulan fungsional
- Manfaat emosional
- Kepribadian merek dan nilai-nilai inti
- Inti dari merek.
Model ini membantu perusahaan memposisikan merek mereka dengan jelas dan membangun hubungan emosional dengan pelanggan.
4. Hirarki kebutuhan Maslow dalam pemasaran
Hirarki Kebutuhan Maslow digunakan dalam pemasaran untuk memposisikan produk dan layanan guna memenuhi kebutuhan spesifik manusia:
- Kebutuhan dasar (misalnya makanan, keamanan)
- Kebutuhan sosial (misalnya rasa memiliki)
- Realisasi diri (misalnya individualitas).
Model ini membantu mengembangkan pesan iklan bertarget yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kelompok sasaran.
Keuntungan dari piramida pemasaran
- Penetapan tujuan terstruktur dan prioritas proyek.
- Alokasi sumber daya yang efisien dengan berfokus pada kelompok atau ukuran pelanggan yang penting.
- Orientasi yang jelas terhadap strategi jangka panjang dan tindakan jangka pendek.
- Dukungan dengan positioning merek dan loyalitas pelanggan.
Oleh karena itu, piramida pemasaran merupakan alat serbaguna yang dapat diadaptasi tergantung pada konteksnya untuk memastikan kejelasan strategis dan efisiensi operasional dalam pemasaran.
Cocok untuk: