Diterbitkan pada: 7 November 2024 / Diperbarui dari: 7 November 2024 - Penulis: Konrad Wolfenstein
Teknologi bertemu manusia: Revolusi Industri 5.0 dibandingkan Industri 4.0
Masa depan yang berpusat pada manusia: Bagaimana Industri 5.0 menggantikan Industri 4.0
Perkembangan industri telah meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Sementara Industri 4.0 memajukan digitalisasi dan otomatisasi proses produksi, Industri 5.0 kini menjadi fokus fase baru yang kembali menempatkan manusia sebagai pusatnya. Namun apa sebenarnya yang dimaksud dengan Industri 5.0, siapa penggagas konsep tersebut dan apa bedanya dengan pendahulunya?
Siapa yang menggagas topik Industri 5.0?
Istilah Industri 4.0 pertama kali dipresentasikan secara publik di Hannover Messe 2011 dan mengacu pada Henning Kagermann (mantan juru bicara dewan SAP), Wolfgang Wahlster (mantan CEO Pusat Penelitian Kecerdasan Buatan Jerman) dan Wolf-Dieter Lukas (kemudian menjadi Sekretaris Negara pada tahun 2011). Kementerian Riset Federal). Revolusi industri keempat ini ditandai dengan integrasi otomatisasi, digitalisasi, dan Internet of Things (IoT) ke dalam manufaktur.
Konsep Industri 5.0, sebaliknya, dikembangkan secara signifikan oleh para ilmuwan seperti Birgit Vogel-Heuser dan Klaus Bengler dari Technical University of Munich. Mereka menekankan bahwa otomasi industri sedang menghadapi perubahan paradigma di mana kerja kolaboratif antara manusia dan mesin menjadi yang terdepan. Komisi Eropa juga telah mengadopsi istilah tersebut dan mencatatnya dalam dokumen berjudul “Industri 5.0: Menuju Industri Eropa yang Berkelanjutan, Berpusat pada Manusia, dan Berketahanan”. Artinya, Industri 5.0 semakin banyak yang bertumpu pada tingkat politik.
Apa yang dimaksud dengan Industri 5.0?
Industri 5.0 dibangun berdasarkan pencapaian Industri 4.0, namun melangkah lebih jauh dengan menempatkan lebih banyak manusia sebagai pusat proses produksi. Jika Industri 4.0 berfokus pada otomatisasi melalui teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan data besar, Industri 5.0 bertujuan untuk menciptakan kolaborasi simbiosis antara manusia dan mesin.
Aspek utama dari Industri 5.0 adalah interaksi manusia-mesin. Hal ini melibatkan manusia dan robot yang bekerja sama dalam lingkungan kolaboratif untuk menggabungkan keterampilan manusia seperti kreativitas, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah dengan presisi dan efisiensi mesin. Kolaborasi ini misalnya terjadi melalui apa yang disebut cobot (robot kolaboratif), yang dapat berinteraksi langsung dengan manusia.
Tujuan penting lainnya dari Industri 5.0 adalah keberlanjutan. Berbeda dengan Industri 4.0 yang fokus utamanya pada peningkatan efisiensi melalui otomatisasi, Industri 5.0 sangat menekankan pada proses produksi ramah lingkungan dan penggunaan energi terbarukan. Hal ini membantu mengurangi jejak karbon dan mendorong produksi yang lebih berkelanjutan.
Perbedaan Industri 4.0 dan Industri 5.0
Lebih lanjut tentang itu di sini:
Pengembangan lebih lanjut: Dari otomatisasi hingga kolaborasi
Perbedaan utama antara kedua konsep ini terletak pada jenis interaksi antara manusia dan mesin:
- Industri 4.0 pada dasarnya adalah tentang otomatisasi proses menggunakan teknologi seperti robotika atau IoT. Meskipun manusia terus berperan dalam proses produksi, banyak tugas berulang atau berbahaya yang didelegasikan kepada mesin.
- Sebaliknya, di Industri 5.0, manusia dipandang sebagai mitra kreatif yang tidak hanya memantau atau mengendalikan mesin, namun juga secara aktif bekerja dengannya. Kolaborasi ini didukung oleh teknologi seperti cobot atau exoskeleton yang memungkinkan manusia melakukan tugas-tugas yang menuntut fisik dengan lebih mudah.
Selain itu, personalisasi memainkan peran yang lebih besar di era industri baru: Meskipun produksi massal individual dioptimalkan di Industri 4.0, Industri 5.0 adalah tentang mengadaptasi produk secara lebih dekat dengan kebutuhan individu pelanggan.
Keberlanjutan sebagai prinsip inti
Aspek penting lainnya dari Industri 5.0 adalah upaya mewujudkan proses produksi yang berkelanjutan. Meskipun Industri 4.0 berfokus pada peningkatan efisiensi – seringkali tanpa mempertimbangkan aspek ekologi – Industri 5.0 bertujuan untuk mengintegrasikan teknologi ramah lingkungan dan menggunakan energi terbarukan.
Hal ini tercermin dalam pengembangan sistem hemat energi dan pengurangan emisi CO₂ melalui optimalisasi proses produksi. Perusahaan didorong tidak hanya untuk mengejar tujuan ekonomi, tetapi juga untuk memikul tanggung jawab sosial.
Ketahanan: ketahanan terhadap gangguan eksternal
Selain keberlanjutan, Industri 5.0 juga sangat mementingkan ketahanan, yaitu kemampuan suatu perusahaan atau sistem produksi untuk bertahan terhadap gangguan eksternal. Hal ini mencakup, misalnya, kemacetan pengiriman atau fluktuasi permintaan.
Melalui kerja sama yang erat antara manusia dan mesin, perusahaan dapat merespons tantangan tersebut dengan lebih fleksibel: Meskipun mesin dapat memastikan kualitas yang konsisten, manusia menyumbangkan kemampuannya untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kondisi.
Pergeseran paradigma dalam produksi industri
Industri 5.0 tidak sepenuhnya mewakili pengganti Industri 4.0, melainkan merupakan pengembangan lebih lanjut dari konsep yang sudah ada. Fondasi teknologinya tetap sama: IoT, AI, dan big data terus memainkan peran penting dalam produksi.
Namun perbedaan utamanya adalah manusia sekali lagi menjadi pusat perhatian: alih-alih hanya memantau mesin atau melakukan tugas sederhana, mereka secara aktif bekerja dengan mesin tersebut - didukung oleh teknologi canggih seperti cobot atau exoskeleton.
Perkembangan ini menawarkan peluang yang sangat besar baik bagi perusahaan maupun karyawan: perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan pada saat yang sama membangun proses produksi yang lebih berkelanjutan; Karyawan mendapat manfaat dari pekerjaan yang lebih menarik dan integrasi keterampilan kreatif mereka yang lebih baik ke dalam proses produksi.
Secara keseluruhan, Industri 5.0 menandai langkah penting menuju masa depan produksi industri yang berpusat pada manusia – masa depan di mana teknologi tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan efisiensi, namun juga meningkatkan kesejahteraan manusia.
Industri 5.0: Perpaduan presisi robot dan fleksibilitas manusia
Industri 5.0 menandai tahap evolusi berikutnya dalam perkembangan industri dan melampaui Industri 4.0. Jika Industri 4.0 mengandalkan digitalisasi dan jaringan mesin melalui Internet of Things (IoT), Industri 5.0 berfokus pada kolaborasi antara manusia dan mesin. Teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), robotika, pembelajaran mesin, dan data besar dipadukan dengan kreativitas manusia, fleksibilitas, dan keterampilan pemecahan masalah untuk memungkinkan produksi yang lebih efisien dan personal.
Aspek inti Industri 5.0 untuk industri, produksi dan teknik mesin
1. Kolaborasi manusia-mesin
Mesin dan robot tidak lagi hanya bekerja secara mandiri atau dalam proses yang kaku, melainkan berinteraksi langsung dengan manusia. Hal ini memungkinkan karyawan untuk diintegrasikan ke dalam proses produksi sebagai “cobot” (robot kolaboratif), yang memungkinkan proses produksi yang kompleks dan dipersonalisasi. Hal ini mendorong fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi sehingga kebutuhan masing-masing pelanggan dapat dipenuhi dengan lebih baik.
2. Produksi yang dipersonalisasi
Industri 5.0 mengedepankan “kustomisasi massal”, yaitu produksi massal dengan kemungkinan adaptasi individu secara simultan. Perkembangan ini dimungkinkan khususnya dengan penggunaan algoritma AI yang canggih dan pemrosesan data dalam jumlah besar (big data). Perusahaan dapat menyesuaikan produk secara tepat dengan kebutuhan pelanggan dan tetap memproduksinya secara efisien dan hemat biaya.
3. Keberlanjutan dan efisiensi sumber daya
Dalam produksi, fokusnya semakin pada keberlanjutan dan efisiensi penggunaan sumber daya. Industri 5.0 memainkan peran penting di sini dengan menggunakan digital twins dan sistem manajemen energi cerdas untuk mengoptimalkan konsumsi sumber daya. Ekonomi sirkular, dimana sumber daya didaur ulang dan digunakan kembali, juga dipromosikan melalui sistem cerdas yang meminimalkan limbah dan menghemat bahan mentah.
4. Kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin
AI dan pembelajaran mesin memainkan peran sentral dalam Industri 5.0 dengan mengoptimalkan proses produksi secara real time. Teknologi ini memungkinkan pemeliharaan proaktif dan deteksi kegagalan sebelum terjadi. Mesin dapat belajar dari data dan beradaptasi terhadap perubahan, sehingga semakin meningkatkan efisiensi dan produktivitas fasilitas produksi.
5. Masalah etika dan sosial
Aspek sentral lainnya dari Industri 5.0 adalah faktor manusia dan etika. Masyarakat harus menjadi inti pembangunan dengan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kondisi kerja melalui teknologi kolaboratif. Etika memainkan peran utama dalam hal ini, karena produksi yang berpusat pada manusia bertujuan untuk menyediakan kondisi kerja yang adil, aman, dan menyenangkan bagi karyawan.
Keuntungan bagi perusahaan di bidang industri, produksi dan teknik mesin
Peningkatan fleksibilitas
Melalui kolaborasi manusia dan mesin, produksi menjadi lebih mudah beradaptasi dan bereaksi lebih cepat terhadap perubahan pasar dan permintaan pelanggan.
Peningkatan produktivitas
Penggunaan AI dan otomatisasi mengurangi waktu henti dan meningkatkan efisiensi, sehingga meningkatkan produktivitas.
Pengurangan biaya
Biaya produksi dikurangi dengan menggunakan sumber daya secara lebih tepat dan menghindari kesalahan dan kegagalan.
Kondisi kerja yang lebih baik
Kolaborasi dengan mesin cerdas membebaskan karyawan dari tugas-tugas yang berbahaya dan monoton, sehingga meningkatkan keselamatan dan kepuasan di tempat kerja.
Keunggulan kompetitif
Perusahaan yang mengandalkan Industri 5.0 pada tahap awal dapat memposisikan diri sebagai pemimpin inovasi dan menegaskan diri mereka di pasar.
Industri 5.0 membawa keuntungan signifikan bagi sektor industri, produksi, dan teknik mesin serta mewakili langkah menentukan menuju metode produksi yang berpusat pada manusia, berkelanjutan, dan efisien.
Cocok untuk: