Pemilihan suara 📢


Penataan ulang strategis Tiongkok di bidang penerbangan: Kesepakatan besar dengan Airbus sebagai sinyal geopolitik

Diterbitkan pada: 10 Juni 2025 / Diperbarui pada: 10 Juni 2025 – Penulis: Konrad Wolfenstein

Penataan ulang strategis Tiongkok di bidang penerbangan: Kesepakatan besar dengan Airbus sebagai sinyal geopolitik

Penataan ulang strategis Tiongkok di bidang penerbangan: Kesepakatan besar dengan Airbus sebagai sinyal geopolitik – Gambar: Xpert.Digital

Perubahan strategis: Pesanan miliaran dolar dari China menjadikan Airbus sebagai pemenang besar dibandingkan Boeing

Geopolitik di atas awan: Kesepakatan 500 jet China sebagai tantangan terhadap dominasi penerbangan Amerika

China menghadapi keputusan penting dalam industri penerbangan global yang jauh melampaui sekadar pesanan pesawat. Pesanan yang direncanakan hingga 500 pesawat Airbus tidak hanya mewakili salah satu kontrak terbesar dalam sejarah penerbangan, tetapi juga menandai penataan ulang strategis bagi Beijing, mengalihkan fokusnya dari pesaing Amerika, Boeing, ke produsen pesawat Eropa. Perkembangan ini terjadi di tengah ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung antara China dan AS dan dapat secara fundamental mengubah keseimbangan kekuatan dalam industri penerbangan global.

Cocok untuk:

Dimensi pesanan Airbus yang direncanakan

Negosiasi antara China dan Airbus telah mencapai skala yang mengesankan, bahkan luar biasa menurut standar industri penerbangan. Menurut Bloomberg, maskapai penerbangan China sedang dalam tahap pembicaraan lanjutan mengenai pesanan 200 hingga 500 pesawat, dengan satu sumber menyebutkan titik awal sekitar 300 unit. Kisaran ini mencerminkan kompleksitas negosiasi, yang diperkirakan akan mencakup pesawat berbadan sempit dan berbadan lebar. Pesanan tersebut kemungkinan akan terdiri dari pesawat keluarga A320 untuk rute jarak pendek dan model A330neo untuk penerbangan jarak jauh.

Waktu pelaksanaan kesepakatan ini terkait erat dengan aktivitas diplomatik. Kesepakatan ini diharapkan akan diselesaikan pada Juli 2025, ketika para politisi terkemuka Eropa akan melakukan perjalanan ke Beijing untuk merayakan 50 tahun hubungan diplomatik antara Tiongkok dan Uni Eropa. Baik Presiden Prancis Emmanuel Macron maupun Kanselir Jerman Friedrich Merz diharapkan akan berpartisipasi dalam kunjungan bersejarah ini, karena negara mereka merupakan dua pemegang saham terbesar di Airbus. Konstelasi ini memberikan makna simbolis tambahan pada potensi kesepakatan tersebut dan menggarisbawahi hubungan erat antara ekonomi dan diplomasi dalam geopolitik modern.

Perbandingan dengan ordo-ordo historis

Untuk memahami signifikansi dari pesanan yang direncanakan ini, ada baiknya melihat pesanan rekor sebelumnya. Pesanan tunggal terbesar untuk Airbus hingga saat ini berasal dari maskapai penerbangan India, IndiGo, yang memesan 500 pesawat berbadan sempit pada pertengahan tahun 2023. Pesanan rekor China sendiri dengan Airbus terjadi pada tahun 2022, ketika sekitar 300 jet senilai US$37 miliar dipesan. Oleh karena itu, pesanan hingga 500 pesawat akan melampaui semua pesanan China sebelumnya dan sekaligus menetapkan rekor dunia baru.

Kemerosotan Boeing di pasar Tiongkok

Pergeseran dramatis dalam preferensi penerbangan Tiongkok menjadi sangat jelas ketika mempertimbangkan posisi Boeing. Produsen pesawat Amerika ini, yang secara tradisional kuat di pasar Tiongkok, mendapati dirinya semakin terpinggirkan. Situasi ini meningkat secara dramatis pada April 2025 ketika otoritas Tiongkok melarang maskapai penerbangan mereka untuk menerima pengiriman pesawat Boeing lagi. Langkah ini merupakan respons langsung terhadap pemberlakuan tarif 145 persen oleh Presiden Donald Trump terhadap barang-barang Tiongkok.

Dampak kebijakan ini menjadi jelas ketika beberapa pesawat 737 MAX dikembalikan ke AS dari fasilitas manufaktur Boeing di Zhoushan, dekat Shanghai. Pengembalian simbolis ini menggarisbawahi keseriusan respons Tiongkok terhadap kebijakan perdagangan Amerika. Boeing belum menerima satu pun pesanan signifikan dari Tiongkok sejak 2017, yang menyoroti pergeseran drastis dalam hubungan ekonomi bilateral.

Tantangan struktural bagi Boeing

Selain ketegangan perdagangan, Boeing juga bergulat dengan masalah struktural yang telah merusak reputasinya di Tiongkok. Krisis 737 MAX, di mana Tiongkok menjadi negara pertama yang melarang penerbangan pesawat tersebut setelah dua kecelakaan fatal, telah mengguncang kepercayaan pada merek Amerika tersebut. Masalah kualitas tambahan, seperti insiden sumbat pintu pada awal tahun 2024, semakin memperburuk kekhawatiran ini. Kesulitan teknis ini, dikombinasikan dengan ketegangan geopolitik, telah menempatkan Boeing dalam posisi genting yang sulit untuk diatasi.

Posisi pasar strategis Airbus di Tiongkok

Sementara Boeing kehilangan pangsa pasar, Airbus secara sistematis memperluas posisinya di Tiongkok. Faktor kunci dalam keberhasilan ini adalah jalur perakitan akhir (FALA) di Tianjin, yang telah beroperasi sejak 2008 dan kini telah mengirimkan lebih dari 630 pesawat dari keluarga A320. Kehadiran lokal ini tidak hanya memberikan keuntungan operasional bagi Airbus tetapi juga menunjukkan komitmen jangka panjang terhadap pasar Tiongkok.

Pentingnya lokasi Tianjin secara strategis ditegaskan dengan pengumuman jalur perakitan akhir kedua, yang pembangunannya dimulai pada September 2023 dan dijadwalkan beroperasi pada akhir tahun 2025. Ekspansi ini bertujuan untuk memenuhi peningkatan permintaan dan memproduksi pesawat A320 dan A321neo. Investasi dalam kapasitas produksi lokal telah terbukti sebagai keputusan yang berwawasan ke depan, memberikan Airbus keunggulan kompetitif yang signifikan.

Strategi lokalisasi dan kemitraan

Keberhasilan Airbus di China tidak hanya didasarkan pada kehadiran fisiknya, tetapi juga pada strategi lokalisasi yang matang. Seperti yang dijelaskan oleh Alberto Gutiérrez, Chief Operating Officer Airbus, pabrik FALA di Tianjin “mencerminkan gen Tiongkok dan Eropa.” Identitas hibrida ini tercermin dalam kolaborasi erat dengan perusahaan-perusahaan Tiongkok, seperti AVIC Xi'an Aircraft Industry Group, yang memasok sayap langsung ke jalur perakitan akhir Airbus.

Implikasi geopolitik dari kesepakatan tersebut

Kesepakatan Airbus yang direncanakan ini jauh lebih dari sekadar transaksi komersial – ini mengirimkan sinyal geopolitik yang jelas. China secara tradisional menggunakan pesanan pesawat sebagai alat diplomasi, mengoordinasikan pesanan besar dengan kunjungan kenegaraan. Mengumumkan kesepakatan tersebut selama kunjungan para pemimpin Eropa akan mengirimkan pesan yang jelas kepada Washington dan memperkuat posisi Eropa sebagai mitra pilihan.

Presiden Trump telah mengakui bahwa Presiden Tiongkok Xi Jinping adalah mitra negosiasi yang "sangat tangguh," yang memicu keraguan tentang penyelesaian cepat ketegangan perdagangan. Dalam konteks ini, kesepakatan Airbus menjadi instrumen kebijakan luar negeri Tiongkok, yang memungkinkan Beijing untuk mengekspresikan kekecewaannya terhadap kebijakan perdagangan Amerika sekaligus memperkuat kemitraan alternatif.

Dampak pada hubungan transatlantik

Pergeseran strategis Tiongkok ke arah Airbus juga dapat berdampak pada hubungan transatlantik. Sementara Eropa mendapat manfaat dari preferensi Tiongkok, ketegangan muncul secara bersamaan antara AS dan Eropa. Pemerintah Amerika dapat memberikan tekanan pada mitra-mitra Eropa untuk mencegah Tiongkok mengganti ketergantungannya pada teknologi Amerika dengan alternatif Eropa.

Dinamika pasar dan perkembangan masa depan

Situasi pasar saat ini mendukung kesepakatan pesawat terbang besar. Para analis menunjukkan bahwa setelah lebih dari lima tahun tanpa pesanan besar, Tiongkok mengalami kekurangan pesawat terbang yang signifikan. Kekurangan ini sebagian disebabkan oleh keengganan yang disengaja untuk melakukan pemesanan besar selama ketegangan perdagangan yang meningkat, tetapi juga karena dampak pandemi COVID-19 terhadap perjalanan udara.

Maskapai penerbangan Tiongkok menghadapi tantangan memodernisasi armada mereka yang sudah tua sekaligus mengelola pertumbuhan lalu lintas udara yang diantisipasi. Lalu lintas domestik dan internasional di Tiongkok siap untuk pertumbuhan yang cepat dan jangka panjang, seperti yang ditekankan oleh CEO Airbus, Guillaume Faury. Dinamika pasar ini menciptakan permintaan alami untuk pesawat baru, yang dapat dipenuhi oleh pesanan besar yang direncanakan.

Dampak pada pasar saham

Pengumuman negosiasi tersebut telah memberikan dampak yang cukup signifikan pada pasar keuangan. Saham Airbus naik hingga 4,1 persen, sementara pemasok seperti Rolls-Royce Holdings, produsen mesin untuk pesawat berbadan lebar Airbus, juga mencatat kenaikan. Reaksi pasar ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap penyelesaian kesepakatan dan dampak positifnya pada industri penerbangan Eropa.

Cocok untuk:

Risiko dan ketidakpastian

Terlepas dari pemberitaan yang optimistis, para ahli industri memperingatkan tentang ketidakpastian negosiasi semacam itu. Kesepakatan pesawat terbang sebesar ini terkenal rumit dan dapat gagal di menit-menit terakhir. Volatilitas hubungan perdagangan antara Tiongkok dan AS menambah lapisan ketidakpastian lain, karena lanskap politik dapat berubah dengan cepat.

Faktor risiko lainnya terletak pada sifat terkoordinasi dari pengadaan barang dan jasa di Tiongkok. Kesepakatan tersebut kemungkinan besar akan ditangani melalui badan pengadaan negara, yang melakukan negosiasi terpusat untuk maskapai penerbangan. Meskipun struktur terpusat ini menawarkan keuntungan efisiensi, hal itu juga membuat seluruh proses rentan terhadap pengaruh politik dan perubahan arah jangka pendek.

Skenario eskalasi potensial

Perkembangan terkini sudah menunjukkan tanda-tanda kemungkinan meredanya ketegangan. China telah mencabut larangan pengiriman Boeing selama satu bulan setelah terobosan dalam perundingan perdagangan. Kedua belah pihak telah mengurangi tarif mereka untuk sementara waktu, dengan AS menurunkan tarif gabungannya dari 145 persen menjadi 30 persen dan China mengurangi tarifnya dari 125 persen menjadi 10 persen. Perkembangan ini dapat mengubah dinamika negosiasi dan berpotensi membawa Boeing kembali ke dalam persamaan.

Dampak jangka panjang pada industri penerbangan

Kesepakatan yang direncanakan dengan Airbus dapat memiliki konsekuensi yang luas bagi industri penerbangan global. Jika pesanan tersebut diselesaikan dengan nilai yang telah dibahas, hal itu akan memperkuat dominasi Airbus di salah satu pasar pertumbuhan terpenting di dunia. Pada saat yang sama, Boeing berpotensi tersingkir secara permanen dari pasar yang saat ini menyumbang sekitar 10 persen dari total pesanan yang belum dipenuhi.

Pergeseran pangsa pasar juga dapat memengaruhi dinamika inovasi dalam industri ini. Dengan pasar Tiongkok yang aman, Airbus dapat berinvestasi lebih besar dalam pengembangan teknologi baru, sementara Boeing harus fokus pada pasar lain. Perbedaan ini dapat memengaruhi perkembangan teknologi dan daya saing kedua perusahaan dalam jangka panjang.

China menjadi mitra kunci bagi maskapai penerbangan Eropa

Kesepakatan besar yang direncanakan antara China dan Airbus mewakili lebih dari sekadar pesanan pesawat dalam jumlah besar – ini melambangkan penataan ulang mendasar dalam hubungan perdagangan global dan industri penerbangan. Sementara Airbus mendapat manfaat dari kemitraan strategis dengan China dan memperkuat posisi pasarnya, Boeing menghadapi tantangan untuk mengembangkan strategi pertumbuhan alternatif. Perkembangan ini jelas menunjukkan bagaimana sengketa perdagangan dapat membentuk kembali lanskap industri dan bagaimana perusahaan yang secara geografis dan politis menguntungkan dapat memperoleh keuntungan dari ketegangan geopolitik. Terlepas dari hasil akhir negosiasi, kesepakatan ini menandai titik balik dalam industri penerbangan global dan menggarisbawahi semakin pentingnya China sebagai mitra strategis bagi perusahaan-perusahaan Eropa.

Cocok untuk:

 

Mitra pemasaran global dan pengembangan bisnis Anda

☑️ Bahasa bisnis kami adalah Inggris atau Jerman

☑️ BARU: Korespondensi dalam bahasa nasional Anda!

 

Pelopor Digital - Konrad Wolfenstein

Konrad Wolfenstein

Saya akan dengan senang hati melayani Anda dan tim saya sebagai penasihat pribadi.

Anda dapat menghubungi saya dengan mengisi formulir kontak atau cukup hubungi saya di +49 89 89 674 804 (Munich) . Alamat email saya adalah: wolfenstein xpert.digital

Saya menantikan proyek bersama kita.

 

 

☑️ Dukungan UKM dalam strategi, konsultasi, perencanaan dan implementasi

☑️ Penciptaan atau penataan kembali strategi digital dan digitalisasi

☑️ Perluasan dan optimalisasi proses penjualan internasional

☑️ Platform perdagangan B2B Global & Digital

☑️ Pelopor Pengembangan Bisnis/Pemasaran/Humas/Pameran Dagang


⭐️ Blog Penjualan/Pemasaran ⭐️ B2B Cerdas & Pintar / Industri 4.0 (termasuk teknik mesin, industri konstruksi, logistik, intralogistik) - Manufaktur ⭐️ Tiongkok ⭐️ XPaper