Ikon situs web Xpert.Digital

Metaverse: Dari sensasi awal hingga penggunaan aktif dalam bisnis

Metaverse: Dari sensasi awal hingga penggunaan aktif dalam bisnis

Metaverse: Dari sensasi awal hingga penggunaan aktif dalam bisnis - Gambar: Xpert.Digital

Metaverse: Beralih dari Hype ke Realitas Bisnis

Dari euforia hingga praktik: Metaverse dalam dunia bisnis

Metaverse, ruang virtual tempat realitas fisik dan digital menyatu, telah menjadi topik penting dalam beberapa tahun terakhir. Ini adalah contoh utama dari apa yang disebut “Gartner Hype Cycle”. Kurva ini menggambarkan bagaimana teknologi, setelah sensasi awal, melewati fase kekecewaan sebelum akhirnya memasuki fase penggunaan produktif. Setelah euforia awal mereda dan “lembah kekecewaan” tercapai, metaverse kini berada pada “jalur pencerahan” – yang berarti metaverse digunakan secara tepat sasaran dan berkelanjutan di lebih banyak area perusahaan.

Kemitraan dan kasus penggunaan baru: T-Systems dan Nvidia sebagai pionir dalam Industrial Metaverse

T-Systems telah mengambil langkah penting menuju penggunaan Metaverse dalam industri melalui kemitraannya dengan produsen chip Nvidia. Kerja sama ini bertujuan untuk memajukan transformasi digital di industri dengan teknologi “Industrial Metaverse”. Inti dari kolaborasi ini adalah platform Omniverse milik Nvidia. Omniverse memberi perusahaan lingkungan pengembangan yang terukur dan tahan masa depan yang sangat cocok untuk mengembangkan model dengan kecerdasan buatan (AI). Platform ini tidak hanya menawarkan simulasi fotorealistik dan akurat secara fisik, tetapi juga interoperabilitas tinggi, yang jelas membedakannya dari platform Metaverse lainnya. Ini berarti sumber data dan sistem yang ada dapat diintegrasikan dan dikelola dengan lancar.

Keuntungan penting dari platform Omniverse adalah kemampuannya untuk menghasilkan apa yang disebut data sintetis. Simulasi menawarkan dasar yang ideal untuk area aplikasi di mana data nyata sulit diperoleh atau di mana persyaratan perlindungan data berperan. Misalnya, sebuah mesin dapat diuji untuk berbagai kesalahan di ruang virtual tanpa membahayakan perangkat sebenarnya. Kemampuan untuk mengatasi skenario dan gangguan virtual berarti perusahaan dapat mengembangkan dan menguji inovasi dengan lebih cepat dan hemat biaya. Oleh karena itu, Metaverse Industri menciptakan lingkungan di mana mesin dan proses baru dapat diuji dan dioptimalkan secara ekstensif sebelum benar-benar diimplementasikan.

Contoh lebih lanjut penggunaan Metaverse: Bosch, Siemens dan industri otomotif

Bosch adalah perusahaan lain yang terlibat secara intensif dalam teknologi metaverse. Fokusnya di sini terutama pada optimalisasi Manajemen Siklus Hidup Produk (PLM), yaitu pengelolaan seluruh siklus hidup produk, mulai dari desain dan manufaktur hingga pemeliharaan dan pembuangan. Dengan menggunakan Extended Reality (XR) dan Virtual Reality (VR), Bosch telah menciptakan kemampuan untuk menghubungkan alat, infrastruktur, pemasok, dan perangkat lunak secara efisien. XR dan VR tidak hanya memungkinkan untuk merasakan desain dan model secara virtual, tetapi juga untuk bermain melalui berbagai skenario dan perubahan tanpa prototipe fisik.

Hasil dari digitalisasi ini adalah pengembangan produk yang lebih efisien dan hemat biaya. Kolaborasi dengan pemasok dioptimalkan melalui XR dan VR, karena umpan balik dan saran perubahan dapat diterapkan dengan lebih cepat. Deutsche Bahn, perusahaan energi RWE, dan produsen mobil BMW dan Mercedes juga menggunakan solusi Metaverse untuk mengoptimalkan proses, baik dalam produksi, pemeliharaan, atau layanan pelanggan. Simulasi virtual dan teknologi imersif dapat digunakan untuk memainkan skenario yang mungkin melibatkan biaya atau risiko tinggi dalam kenyataan. Bagi Deutsche Bahn, misalnya, hal ini berarti pekerjaan pemeliharaan pada sistem perkeretaapian dapat diuji secara virtual sebelum diterapkan di lingkungan nyata.

Siemens, pada gilirannya, telah menyadari potensi Metaverse Industri, khususnya di pabrik peralatan Erlangen. Perencanaan tata letak yang mendalam digunakan di sini untuk meningkatkan kolaborasi antar departemen yang berbeda. Selain itu, Siemens menggunakan data sintetis untuk pelatihan yang didukung AI dan XR. Hasilnya sangat mengesankan: melalui perencanaan yang optimal dan penggunaan lingkungan pelatihan virtual, produksi meningkat dan konsumsi energi berkurang. Di pabrik elektronik Amberg milik Siemens, kualitas produksi hampir 100 persen bahkan tercapai - bukti nyata bahwa Metaverse bukan sekedar gimmick, namun membawa manfaat nyata bagi industri.

Cocok untuk:

Peran AI dan data sintetis di metaverse

Kecerdasan buatan memainkan peran penting dalam konteks Metaverse. AI memungkinkan untuk menganalisis dan bereaksi terhadap dunia virtual secara real time, yang sangat penting dalam bidang sistem otonom. Data sintetis memungkinkan mesin belajar tanpa bergantung pada data nyata dalam jumlah besar. Hal ini merupakan keuntungan di banyak bidang, seperti pengembangan kendaraan otonom atau sistem industri yang kompleks. Hal ini memungkinkan berbagai skenario dan lingkungan disimulasikan di mana sistem dipersiapkan untuk menghadapi bahaya atau tantangan sebelum digunakan dalam operasi nyata.

Contohnya adalah penggunaan model pelatihan AI yang dilatih untuk mengendalikan mesin dalam lingkungan virtual yang terkendali. Jika masalah muncul di lingkungan ini, model AI akan belajar bereaksi terhadapnya. Proses ini jauh lebih efisien dan aman dibandingkan jika pelatihan yang sama dilakukan pada mesin sungguhan. Kombinasi AI, data sintetis, dan metaverse memungkinkan semacam “kamp pelatihan” di mana mesin dan sistem dapat dipersiapkan untuk menghadapi kenyataan - sebuah cara revolusioner untuk menghemat waktu dan biaya di industri sekaligus meningkatkan keselamatan.

Tantangan dan prospek masa depan metaverse di industri

Meskipun kemungkinannya menjanjikan, metaverse juga menghadapi tantangan. Salah satu upaya terbesarnya adalah integrasi ke dalam struktur TI yang ada dan memastikan kompatibilitas data. Banyak perusahaan memiliki sistem lama yang tidak dirancang untuk digunakan di metaverse. Oleh karena itu, pengenalan teknologi metaverse seringkali memerlukan penyesuaian dan investasi besar pada infrastruktur TI yang ada. Masalah lainnya adalah perlindungan data, terutama ketika menggunakan atau mensimulasikan data pribadi di lingkungan virtual.

Aspek lainnya adalah soal standardisasi. Berbagai perusahaan saat ini sedang mengerjakan solusi Metaverse mereka sendiri, yang seringkali tidak kompatibel satu sama lain. Namun dalam jangka panjang, kita perlu menciptakan standar yang seragam untuk memungkinkan interoperabilitas yang komprehensif dan lancar antara berbagai platform dan sistem. Pengembangan standar tersebut sangat penting untuk membuka potensi penuh Metaverse dan menciptakan “dunia virtual” di mana beragam sistem dan teknologi dapat bekerja sama secara harmonis.

Terlepas dari tantangan-tantangan ini, potensi Metaverse dalam industri ini sangat besar. Para ahli berasumsi bahwa Metaverse akan berkembang menjadi bagian integral dari lanskap perusahaan dalam jangka panjang. Area penerapannya berkisar dari pelatihan dan pendidikan virtual hingga simulasi proses produksi hingga pengembangan prototipe dan kembaran digital yang memungkinkan representasi virtual akurat dari mesin dan sistem nyata. Teknologi ini tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya, namun juga mengurangi konsumsi energi dan meningkatkan keselamatan di tempat kerja.

Metaverse sebagai pionir masa depan industri

Metaverse berpotensi mengubah cara perusahaan bekerja dan berinovasi secara mendasar. Contoh dari T-Systems, Nvidia, Bosch, Siemens dan perusahaan lain menunjukkan bahwa Metaverse telah berhasil digunakan di berbagai bidang. Hal ini memungkinkan lingkungan pelatihan virtual, optimalisasi proses produksi, dan kolaborasi yang lebih efektif lintas lokasi dan batas negara. Metaverse bukan sekadar tren sementara, namun berpotensi menjadi landasan bagi industri masa depan.

Seiring dengan kemajuan AI, XR, dan data sintetis, metaverse akan memberikan pengaruh yang lebih besar pada perekonomian di tahun-tahun mendatang. Kondisi teknologi dan ekonomi telah tercipta - kini terserah pada perusahaan untuk mengenali dan menggunakan potensi penuh dari Metaverse.

Cocok untuk:

Konsep Metaverse: Dari Kegembiraan Awal hingga Penerapan di Dunia Nyata

Konsep metaverse pernah dipuji sebagai terobosan digital yang revolusioner, namun tingkat antusiasmenya berfluktuasi. Meskipun hype awal sudah agak mereda, metaverse masih jauh dari tren yang terlupakan. Sebaliknya, teknologi ini berkembang dengan cara yang menunjukkan nilai nyata, khususnya dalam penerapan industri dan bidang tertentu seperti ritel, pendidikan, dan hiburan.

Metaverse: Dari Hype hingga Penerapan di Dunia Nyata

Metaverse dapat dianggap sebagai Internet versi 3D—jaringan ruang virtual yang saling berhubungan tempat pengguna berinteraksi secara real time menggunakan avatar. Meskipun sering dikaitkan dengan permainan dan pengalaman sosial, potensinya jauh melampaui bidang-bidang tersebut. Metaverse kini diintegrasikan ke dalam industri seperti manufaktur, perencanaan kota, layanan kesehatan, dan ritel melalui teknologi seperti augmented reality (AR), virtual reality (VR), kecerdasan buatan (AI), dan digital twins.

Aplikasi industri saat ini

1. Metaverse Industri

Sektor industri memimpin penerapan metaverse. Perusahaan seperti Siemens dan BMW menggunakan digital twins—replikasi virtual dari aset fisik—untuk mensimulasikan proses produksi, memprediksi kebutuhan pemeliharaan, dan mengoptimalkan operasi. Misalnya, Siemens Energy telah mengembangkan model pembangkit listrik virtual untuk mengurangi waktu henti dan meningkatkan efisiensi. Metaverse industri diperkirakan akan tumbuh pesat, dengan perkiraan nilai pasar sebesar $228,6 miliar pada tahun 2029.

2. Manufaktur cerdas

Mengintegrasikan teknologi kembar digital dan AR/VR di bidang manufaktur memungkinkan pemantauan real-time, pemeliharaan prediktif, dan peningkatan kolaborasi di seluruh tim global. Hal ini mengurangi biaya yang terkait dengan prototipe fisik dan mempercepat siklus pengembangan produk. Perusahaan otomotif menggunakan alat ini untuk mensimulasikan kinerja kendaraan sebelum produksi dan meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan.

3.. Perencanaan kota dan kota pintar

Perencana kota menggunakan metaverse untuk simulasi lingkungan perkotaan berskala besar. Kota kembaran digital membantu memvisualisasikan pola konsumsi energi dan mengoptimalkan infrastruktur untuk tujuan keberlanjutan jangka panjang. Hal ini membantu mereka yang terlibat untuk membuat keputusan berdasarkan informasi mengenai perkembangan di masa depan.

Loyalitas ritel dan pelanggan

Sektor ritel juga menjajaki penerapan metaverse dengan menciptakan pengalaman berbelanja yang imersif melalui VR dan AR. Etalase virtual memungkinkan pelanggan mencoba pakaian atau berinteraksi dengan produk dalam lingkungan yang sangat personal. Ketika perusahaan banyak berinvestasi dalam pengalaman imersif ini, segmen ritel dalam ekosistem Metaverse diperkirakan akan tumbuh secara signifikan.

Pendidikan dan Pelatihan

Metaverse membuka peluang baru untuk pendidikan dan pelatihan perusahaan dengan menciptakan kampus virtual atau lingkungan pelatihan yang mendalam. Platform ini memungkinkan karyawan untuk melakukan pembelajaran langsung tanpa risiko fisik, terutama di industri seperti energi atau manufaktur yang menggunakan mesin kompleks.

Tantangan dan potensi masa depan

Meskipun jumlah aplikasi semakin meningkat, masih terdapat beberapa tantangan:

Biaya tinggi

Infrastruktur yang diperlukan untuk pengalaman Metaverse yang sepenuhnya imersif—seperti perangkat keras AR/VR—bisa jadi mahal untuk dipasang dan dipelihara.

Interoperabilitas

Menciptakan pengalaman yang lancar di berbagai platform virtual masih menjadi kendala teknis. Namun, ada upaya untuk meningkatkan interoperabilitas antar ekosistem digital yang berbeda.

Masalah keamanan

Dengan semakin banyaknya aktivitas ekonomi yang beralih ke metaverum (misalnya mata uang virtual, NFT), kekhawatiran terhadap keamanan data dan privasi semakin meningkat.

Meski demikian, potensi pertumbuhannya masih sangat besar. Pasar metaverse global diperkirakan akan melebihi $2 triliun pada tahun 2033, didorong oleh kemajuan AI, teknologi blockchain, dan meningkatnya permintaan konsumen akan pengalaman digital yang imersif.

Lanskap yang berubah

Meskipun hype awal seputar metaverse mungkin telah mereda, tren ini masih jauh dari terlupakan. Industri seperti manufaktur, perencanaan kota, ritel, dan pendidikan sudah mendapatkan manfaat dari solusi awal Metaverse. Seiring dengan semakin matangnya teknologi pendukung seperti AI, digital twins, dan alat AR/VR, metaverse kemungkinan akan menjadi lebih terintegrasi ke dalam proses industri dan kehidupan sehari-hari.

Daripada dianggap sebagai tren yang berlalu begitu saja, metaverse secara bertahap membuktikan manfaatnya di berbagai sektor. Potensi penuhnya mungkin masih memerlukan beberapa tahun lagi untuk diwujudkan, namun perkembangannya saat ini menunjukkan bahwa hal ini akan memainkan peran penting dalam membentuk interaksi digital di masa depan di berbagai industri.

Cocok untuk:

Keluar dari versi seluler