Desain uji UX – situs web – siap dirakit
Pemilihan suara 📢
Diterbitkan pada: 1 Januari 2023 / Diperbarui pada: 18 Juli 2025 – Penulis: Konrad Wolfenstein

Aplikasi Bantuan KI 'Perplexity' untuk Smartphone: Masa Depan dalam format saku-Multitasking, Cerdas dan Independen-Image: Xpert.Digital
Desain Pengujian UX untuk Situs Web: Panduan Komprehensif untuk Optimasi Berpusat pada Pengguna
Panduan terlengkap: Merevolusi desain web yang ramah pengguna
Merancang situs web yang tidak hanya menarik secara visual tetapi juga intuitif dan ramah pengguna membutuhkan lebih dari sekadar desain kreatif dan keahlian teknis. Fokusnya adalah pada orang yang menggunakan situs web – dan di sinilah desain pengujian UX berperan. Panduan ini akan memandu Anda melalui langkah-langkah penting untuk merancang pengujian yang bermakna, memahami kebutuhan pengguna, dan mendapatkan optimasi yang efektif darinya.
1. Tetapkan tujuan: Kompas untuk setiap pengujian UX
Sebelum peserta uji pertama melakukan satu klik pun, harus jelas mengapa uji coba ini dilakukan. Tujuan memberikan arahan dan membantu agar hasil dapat diukur di kemudian hari.
Tujuan bisnis vs. tujuan pengguna
Meskipun perusahaan sering fokus pada peningkatan rasio konversi atau pengurangan rasio pentalan (bounce rate), pengguna memprioritaskan navigasi yang mudah dan pengambilan informasi yang cepat. Desain pengujian UX yang sukses menyatukan kedua perspektif tersebut. "Pengalaman pengguna yang baik muncul ketika tujuan perusahaan selaras dengan kebutuhan pengguna," tegas seorang ahli strategi UX.
Klarifikasi pertanyaannya
Alih-alih tetap bersikap samar (“Apakah situs web ini ramah pengguna?”), rumuskan pertanyaan spesifik:
- "Bisakah pengguna menemukan tombol pemesanan dalam waktu 10 detik?"
- "Apakah pengunjung yang datang pertama kali memahami pesan inti dari halaman arahan?"
Tetapkan KPI
Metrik seperti tingkat keberhasilan tugas, waktu per tugas, atau jumlah kesalahan membuat kemajuan terlihat.
2. Memilih metode pengujian: Alat yang tepat untuk setiap fase
Metode yang digunakan berbeda-beda tergantung pada fase dan tujuan proyek.
Metode kualitatif vs. kuantitatif
Kualitatif ("Mengapa?")
- Tes kegunaan: Pengamatan langsung tentang bagaimana peserta menyelesaikan tugas.
- Wawancara mendalam: Memahami emosi dan motif di balik perilaku.
- Berpikir Keras: Pengguna mengungkapkan pikiran mereka secara verbal selama interaksi.
Kuantitatif ("Berapa banyak?")
- Pengujian A/B: Perbandingan dua varian desain (misalnya, warna tombol).
- Pelacakan mata: Analisis pergerakan mata untuk mengidentifikasi titik-titik visual penting.
- Survei: Pertanyaan standar tentang kepuasan (misalnya, skor SUS).
Pengujian jarak jauh vs. pengujian di laboratorium
- Jarak Jauh: Fleksibel, hemat biaya, dan praktis (alat seperti UserTesting atau Lookback).
- Laboratorium: Lingkungan terkontrol, ideal untuk analisis mendalam dengan prototipe.
Pengujian eksploratif vs. pengujian evaluatif
- Eksploratif (fase awal): Menjelajahi kebutuhan dan permasalahan pengguna.
- Evaluatif (desain matang): Tinjauan terhadap kegunaan solusi yang ada.
3. Merekrut peserta: Mendengarkan suara yang tepat
Kualitas hasil tes sangat bergantung pada pemilihan peserta.
Persona sebagai dasar
Definisikan profil pengguna fiktif namun berbasis data (usia, ketertarikan pada teknologi, tujuan) untuk menemukan subjek uji yang sesuai.
Sumber rekrutmen
- Memiliki basis pelanggan sendiri (daftar email, media sosial).
- Platform rekrutmen (misalnya, Respondent, TestingTime).
- Jaringan lokal atau universitas untuk kelompok sasaran tertentu.
Memastikan keberagaman
- Hindari kelompok yang homogen. Sertakan pengguna dengan latar belakang, perangkat, dan metode akses yang berbeda (misalnya, pengguna pembaca layar).
Pedoman Etis
- Komunikasi yang transparan mengenai tujuan pengujian, perlindungan data (GDPR), dan formulir persetujuan tertulis bersifat wajib. Insentif seperti voucher atau hadiah uang tunai untuk partisipasi harus diberikan secara adil.
4. Buat tugas pengujian: Skenario realistis untuk wawasan nyata
Tugas harus dirancang untuk memicu perilaku pengguna alami – tanpa menentukan bagaimana tujuan tersebut harus dicapai.
Contoh tugas yang efektif
- "Anda ingin memesan kaos merah ukuran M. Tunjukkan bagaimana Anda akan melakukannya."
- "Temukan jam buka toko kami di Frankfurt dalam satu menit."
Menghindari bias
- Pertanyaan yang Mengarahkan: Alih-alih bertanya "Seberapa mudah menemukan tombol biru?", tanyakan: "Bagaimana Anda menyelesaikan pendaftaran?"
- Pertanyaan terbuka vs. pertanyaan tertutup: Gabungkan kedua jenis pertanyaan untuk memastikan kedalaman dan struktur yang tepat.
Tambahkan konteks
- Berikan peran kepada pengguna (“Bayangkan Anda adalah…”) atau konteks masalah (“Anggaran Anda adalah €50”) untuk mendorong interaksi yang lebih realistis.
5. Siapkan lingkungan pengujian: teknologi, ruangan, dan suasana.
Baik jarak jauh maupun di lokasi – lingkungan harus bebas dari gangguan dan ramah pengguna.
Persyaratan teknis
- Mencakup berbagai perangkat (smartphone, tablet, desktop).
- Alat perekaman layar (misalnya, OBS Studio) dan tombol persetujuan untuk perekaman.
- Koneksi internet yang stabil dan rencana cadangan untuk kegagalan teknis.
Faktor psikologis
- Ciptakan suasana santai untuk meminimalkan "kecemasan ujian".
- Tekankan bahwa yang dievaluasi adalah desainnya, bukan penggunanya.
Panduan moderasi
Naskah yang berisi jadwal, pidato pengantar, dan pertanyaan darurat (misalnya, jika terjadi penyumbatan) memastikan konsistensi dalam pengujian berulang.
6. Implementasi dan analisis: Dari data mentah hingga wawasan konkret
Fase pengujian menghasilkan banjir data – tantangannya terletak pada evaluasi yang terstruktur.
Menggabungkan sumber data
- Kuantitatif: Metrik seperti jalur klik, kedalaman gulir, atau frekuensi kesalahan.
- Aspek kualitatif: kutipan, emosi dalam ekspresi wajah atau intonasi suara.
Alat bantu
- Heatmap (Hotjar) memvisualisasikan pola interaksi.
- Pembuatan Diagram Afinitas: Kelompokkan catatan dari wawancara ke dalam kelompok topik (misalnya, “Navigasi”, “Kepercayaan”).
Memprioritaskan masalah
- Gunakan matriks tingkat keparahan untuk mengurutkan masalah berdasarkan frekuensi dan dampaknya. Formulir pembayaran yang macet lebih serius daripada warna yang sedikit tidak sesuai.
Penyajian hasil
Teknik bercerita efektif: “Lisa, 34, gagal tiga kali saat mengisi formulir pendaftaran karena…” yang dikombinasikan dengan tangkapan layar dan klip video membuat hasilnya lebih mudah dipahami.
Iterasi ke-7: Dari Pengujian ke Peningkatan Berkelanjutan
Pengujian UX bukanlah proyek sekali jadi, melainkan bagian dari proses siklus.
Kemenangan cepat vs. optimalisasi jangka panjang
Perbaiki kesalahan kritis dengan segera, sambil menangani masalah kompleks (misalnya, arsitektur informasi) dalam jangka panjang.
Integrasi Agile
Integrasikan pengujian UX ke dalam sprint. Setiap iterasi wireframe atau prototipe harus divalidasi melalui umpan balik pengguna.
Budaya belajar
"Kegagalan adalah fondasi inovasi," kata sebuah perusahaan teknologi. Kesalahan dalam pengujian bukanlah kekalahan, melainkan peluang.
8. Jebakan dan Praktik Terbaik
Bahkan tim yang berpengalaman pun bisa terjebak dalam perangkap pengujian UX.
Kesalahan umum
- Ukuran sampel terlalu kecil: 5–8 partisipan per kelompok sasaran sudah cukup untuk pengujian kualitatif (Nielsen-Norman Group).
- Bias moderator: Isyarat bawah sadar (mengangguk pada tindakan yang "benar") mendistorsi hasil.
- Mengabaikan aksesibilitas: Aksesibilitas bukanlah fitur tambahan, melainkan persyaratan dasar.
Rekomendasi untuk sukses
- Lakukan pengujian sedini mungkin dan sesering mungkin – bahkan dengan prototipe berakurasi rendah.
- Libatkan para pemangku kepentingan melalui pengamatan langsung untuk menciptakan empati terhadap pengguna.
- Dokumentasikan semua langkah dengan cara yang dapat direproduksi agar memungkinkan perbandingan dari waktu ke waktu.
9. Masa Depan Desain Pengujian UX
Teknologi seperti AI dan VR membuka kemungkinan baru:
- Analisis berbasis AI: Alat seperti Maze mengotomatiskan evaluasi data klik dan mengenali pola secara real-time.
- Realitas Virtual: Lingkungan 3D simulasi menguji interaksi spasial (misalnya, untuk ruang pamer e-commerce).
- Pelacakan Emosi: Perangkat lunak pengenalan wajah mengukur respons emosional mikroskopis selama penggunaan.
Namun terlepas dari semua alat yang ada, komponen manusia tetap sangat penting: "Teknologi dapat memberi tahu kita apa yang terjadi. Tetapi hanya dialog dengan pengguna yang dapat menjelaskan alasannya," kata seorang peneliti UX.
Pengujian UX sebagai inti dari pengembangan yang berpusat pada pengguna.
Pengujian UX yang dirancang dengan baik bukanlah faktor biaya, melainkan investasi dalam kepuasan pelanggan dan kesuksesan bisnis. Dengan melibatkan pengguna nyata dalam prosesnya, Anda mengubah asumsi abstrak menjadi wawasan yang valid – dan menciptakan pengalaman digital yang tidak hanya berfungsi, tetapi juga menginspirasi. Mulailah dari yang kecil, tetaplah ingin tahu, dan selalu ingat: situs web terbaik bukanlah situs web yang sempurna, tetapi situs web yang tidak pernah puas dengan kesempurnaan.
Kami siap membantu Anda - saran - perencanaan - implementasi - manajemen proyek
☑️ Bahasa bisnis kami adalah Inggris atau Jerman
☑️ BARU: Korespondensi dalam bahasa nasional Anda!
Saya akan dengan senang hati melayani Anda dan tim saya sebagai penasihat pribadi.
Anda dapat menghubungi saya dengan mengisi formulir kontak atau cukup hubungi saya di +49 89 89 674 804 (Munich) . Alamat email saya adalah: wolfenstein ∂ xpert.digital
Saya menantikan proyek bersama kita.


















