Tarikan gelap dari doomscrolling: efek, penyebab dan strategi penanggulangan
Antara jiwa dan pemasaran: Konsekuensi tersembunyi dari doomscrolling
Fenomena “doomscrolling,” atau konsumsi berita negatif secara kompulsif dan berlebihan yang terus berulang tanpa henti, telah mendapatkan relevansi yang meresahkan dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena tersedianya informasi melalui media sosial dan portal berita online di mana-mana. Ini menggambarkan perilaku di mana orang-orang, yang sering kali bertentangan dengan penilaian mereka, terjerumus semakin dalam ke dalam pusaran berita utama yang negatif, komentar-komentar yang mengkhawatirkan, dan perkembangan-perkembangan yang mengkhawatirkan. Pertanyaan apakah fenomena ini berdampak positif atau negatif pada bidang-bidang seperti pemasaran dan periklanan merupakan pertanyaan yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang berbeda. Untuk memahami ruang lingkup dan solusi potensial, penting untuk menjelaskan dampak kompleks dari doomscrolling terhadap jiwa, tubuh, dan pada akhirnya pada perilaku konsumen.
Dampak mendalam dari doomscrolling
Gencarnya membanjirnya berita negatif meninggalkan dampak yang jelas pada kesehatan mental konsumen. Doomscrolling sering kali menyebabkan peningkatan tingkat stres dan peningkatan kecemasan. Konfrontasi terus-menerus terhadap ancaman, krisis dan ketidakadilan menciptakan perasaan tidak berdaya dan kehilangan kendali. Hal ini dapat memanifestasikan dirinya dalam bentuk kegelisahan batin, kegugupan, dan peningkatan sifat mudah marah. Selain itu, para ahli mengamati bahwa banyak orang yang mengalami doom scrolling mengalami gejala depresi dan perasaan putus asa. Menghadapi penderitaan dan prospek masa depan yang negatif secara terus-menerus dapat berdampak jangka panjang pada kemampuan untuk melihat aspek-aspek positif dalam hidup dan mengarah pada sikap pesimis.
Gangguan tidur dan kelelahan terkait yang sering menyertai konsumsi berita berlebihan tidak boleh dianggap remeh. Otak mengalami kesulitan untuk menenangkan diri setelah terlibat secara intens dengan konten yang membuat stres. Akibatnya adalah sulit tidur, tidur gelisah, atau terbangun dini, yang pada gilirannya berdampak negatif terhadap kinerja dan kesejahteraan umum dalam kehidupan sehari-hari. Pada akhirnya, doomscrolling menyebabkan berkurangnya rasa sejahtera dan suasana hati yang negatif. Kegembiraan dalam kehidupan sehari-hari berkurang dan kurangnya motivasi serta penarikan diri dari pergaulan dapat terjadi.
Namun dampaknya tidak hanya terbatas pada tingkat psikologis saja. Tubuh juga merespons stres berkepanjangan akibat doomscrolling. Hal ini menyebabkan peningkatan pelepasan hormon stres seperti kortisol. Keadaan ini, yang awalnya mewakili fungsi penting untuk bertahan hidup dalam situasi berbahaya, secara kronis diaktifkan oleh konsumsi berita negatif yang terus-menerus. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan melemahnya sistem kekebalan tubuh, masalah kardiovaskular, dan masalah kesehatan lainnya. Selain itu, konfrontasi terus-menerus dengan potensi bahaya mengaktifkan apa yang disebut respons “lawan atau lari” di otak. Meskipun ancamannya biasanya bersifat virtual, tubuh secara tidak sadar bersiap menghadapi bahaya nyata, yang dapat menyebabkan ketegangan, peningkatan detak jantung, dan pernapasan cepat.
Cocok untuk:
Doomscrolling dan dampak ambivalennya terhadap pemasaran dan periklanan
Dampak dari doomscrolling terhadap pemasaran dan periklanan sangatlah kompleks dan menghadirkan peluang dan risiko. Di satu sisi, kecenderungan masyarakat untuk terlibat secara intens dengan berita negatif dapat memberikan keuntungan bagi pengiklan. Dapat diamati bahwa berita negatif cenderung mendapat lebih banyak perhatian daripada berita positif. Hal ini mungkin disebabkan oleh mekanisme evolusi yang membuat kita sangat waspada terhadap potensi ancaman. Di dunia yang penuh dengan informasi, kecenderungan ini dapat menghasilkan visibilitas yang lebih tinggi terhadap iklan yang ditempatkan seputar berita kontroversial atau menarik perhatian.
Keuntungan potensial lainnya bagi pengiklan adalah semakin lama waktu yang dihabiskan pengguna di masing-masing platform. Mereka yang kecanduan doomscrolling sering kali menghabiskan waktu berjam-jam menelusuri feed berita dan media sosial. Rentang perhatian yang diperluas ini menawarkan lebih banyak peluang untuk beriklan dan oleh karena itu berpotensi mencapai jangkauan yang lebih luas.
Di sisi lain, menghubungkan iklan dengan konten negatif juga mempunyai kerugian yang signifikan bagi pengiklan. Menempatkan iklan tepat di samping berita yang meresahkan atau bahkan traumatis dapat menimbulkan asosiasi negatif terhadap merek. Konsumen mungkin menganggap iklan tersebut tidak pantas atau bahkan tidak berasa, sehingga dapat merusak citra merek. Dalam kasus ekstrim, hal ini bahkan dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan dan penolakan terhadap produk atau layanan yang diiklankan.
Selain itu, mekanisme doomscrolling menimbulkan kekhawatiran etika. Mengeksploitasi ketakutan dan emosi negatif dengan sengaja untuk tujuan pemasaran dapat dianggap manipulatif dan tidak etis. Pertanyaan yang muncul adalah apakah mengambil keuntungan dari ketidakpastian dan penderitaan masyarakat dapat dibenarkan secara moral. Pendekatan seperti ini, dalam jangka panjang, dapat merusak kepercayaan terhadap industri periklanan dan menyebabkan konsumen menjadi lebih kritis terhadap pesan-pesan pemasaran.
Strategi untuk Membatasi Doomscrolling: Jalan Menuju Konsumsi Media yang Lebih Sehat
Mengingat dampak negatif yang luas dari doomscrolling, penting untuk mengembangkan strategi untuk menghindari perilaku ini dan mendorong konsumsi media yang lebih sehat. Langkah yang efektif adalah membatasi waktu Anda mengonsumsi berita. Dengan menetapkan waktu tetap untuk membaca berita dan menaatinya secara konsisten, Anda dapat mencegah scrolling menjadi kebiasaan yang tidak terkendali dan memakan waktu. Dianjurkan untuk secara sadar beristirahat dan mencari aktivitas alternatif.
Langkah penting lainnya adalah pemilihan sumber berita secara sadar. Dianjurkan untuk fokus pada media yang dapat dipercaya dan bereputasi baik, serta menghindari penelusuran terus-menerus di media sosial, yang sering kali dipenuhi dengan berita utama yang sensasional dan informasi yang belum terverifikasi. Pertanyaan kritis terhadap sumber dan informasi yang disajikan sangatlah penting.
Untuk mengatasi spiral negatif, akan sangat membantu jika kita secara khusus mencari berita positif atau membangun. Ada banyak inisiatif dan media yang fokus pada jurnalisme berorientasi solusi dan perkembangan positif. Terlibat secara sadar dengan konten semacam itu dapat membantu memulihkan keseimbangan dan memperluas perspektif seseorang.
Istirahat rutin dari perangkat digital, yang disebut detoks digital, juga penting. Istirahat sadar ini memungkinkan otak untuk pulih dan memproses banjir informasi. Selama ini, kegiatan alternatif seperti jalan-jalan di alam, olah raga atau hobi kreatif bisa dilakukan.
Latihan mindfulness seperti meditasi atau teknik pernapasan dapat membantu mengurangi stres dan mendapatkan kembali kedamaian batin. Dengan berfokus pada momen saat ini dan menyadari perasaan Anda sendiri, Anda dapat mengatasi emosi negatif yang dipicu oleh konsumsi berita dengan lebih baik.
Bersosialisasi dengan teman atau keluarga tentang topik yang membuat stres juga bisa menjadi strategi penanggulangan yang penting. Berbagi kekhawatiran dan ketakutan dapat memberikan efek melegakan dan membuka perspektif baru. Penting untuk disadari bahwa Anda tidak sendirian dengan perasaan Anda.
Konsekuensi jangka panjang dan perlunya pendekatan etis
Meskipun doomscrolling dapat meningkatkan perhatian dan keterlibatan pengguna dalam jangka pendek, dampak jangka panjangnya terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan konsumen tidak dapat disangkal bersifat negatif. Masyarakat yang terus menerus dilanda ketakutan dan sikap negatif tidak akan bisa sejahtera dalam jangka panjang. Hal ini tidak hanya berdampak pada kesejahteraan individu, namun juga struktur sosial dan kemampuan menghadapi tantangan secara konstruktif.
Hal ini menciptakan kebutuhan bagi pemasar dan pengiklan untuk mengadopsi pendekatan yang etis dan seimbang yang mempertimbangkan kesehatan mental audiens target. Memaksimalkan keuntungan jangka pendek dengan mengeksploitasi ketakutan dan emosi negatif seharusnya tidak menjadi tujuan utama. Sebaliknya, perusahaan harus mengambil tanggung jawab dan berkontribusi terhadap lingkungan digital yang lebih sehat.
Hal ini dapat dilakukan, misalnya dengan secara sadar menempatkan iklan dalam konteks positif, mempromosikan konten yang menyampaikan harapan dan keyakinan, atau mendukung inisiatif untuk meningkatkan literasi media. Dengan mendorong konsumsi media yang sadar dan seimbang, baik pengguna maupun perusahaan dapat memperoleh manfaat dari lingkungan digital yang lebih sehat. Dalam jangka panjang, hal ini akan menghasilkan loyalitas pelanggan yang lebih kuat, citra merek yang positif, dan hubungan yang lebih berkelanjutan antara perusahaan dan konsumen. Oleh karena itu, tanggung jawab atas lingkungan informasi yang sehat tidak hanya terletak pada individu, tetapi juga pada mereka yang terlibat dalam industri media dan periklanan. Pergeseran pemikiran menuju penggunaan perhatian dan emosi yang bertanggung jawab secara etis sangat penting untuk mengekang dampak negatif dari doomscrolling dan menciptakan masa depan yang positif.
Cocok untuk: